Jakarta (ANTARA) - Musim panas biasanya digunakan anak untuk bermain di luar bersama temannya, dan tak jarang menimbulkan beberapa luka baru atau tanda masalah kesehatan baru yang mungkin terjadi pada anak.
Ditulis laman Hindustan Times, Rabu (3/7), dokter anak di Johns Hopkins All Children ’s Hospital Dr. Danielle Mercurio, anak-anak harus bermain dan memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan imajinasi mereka.
Baca juga: Psikolog paparkan taman bermain ideal untuk dukung tumbuh kembang anak
Ia memberikan beberapa saran untuk penanganan anak yang bermain di cuaca panas terutama pada anak-anak yang lebih muda, yang lebih rentan terhadap penyakit akibat panas, kata Mercurio.
Orang tua perlu membawa botol air saat mereka berada di luar, mengenakan pakaian pelindung matahari dan tabir surya mineral, serta tidak berada di bawah sinar matahari terlalu lama.
Baca juga: Psikolog: Orang tua perlu bebas dari gawai saat bermain dengan anak
Hal lain yang perlu diwaspadai saat panas adalah mengetahui tiga jenis penyakit panas. Yang pertama adalah kram panas yang bisa diobati dengan cairan elektrolit untuk menggantikan garam yang hilang dari tubuh akibat berkeringat.
Tingkat berikutnya adalah kelelahan karena panas, yang menyebabkan mual, muntah, dan merasa lemah atau cemas. Kondisi ini biasanya disertai demam.
Baca juga: Sejarah Hari Bermain Internasional, tahun perdana dirayakan
Sementara itu, direktur Program Pencegahan Cedera Pediatrik di Universitas Chicago Dr. Poj Lysouvakon, mengatakan anak sebaiknya tidak bermain kembang api karena bisa sangat panas dan berbahaya.
Orang tua juga harus waspada saat anak bermain di kolam renang. Pastikan ada pagar pembatas setinggi 1,2 meter (4 kaki) agar anak tidak mudah masuk. Jika menggunakan kolam tiup, pastikan menguras dan mengempiskan kembali setelah digunakan agar anak tidak tenggelam.
Baca juga: Lama bermain menggunakan gawai bisa jadi pemicu tantrum pada anak
Kebanyakan goresan dapat dirawat di rumah dengan membersihkannya dan mengoleskan salep antibakteri serta perban, terutama jika tidak terinfeksi.
Baca juga: Pakar ingatkan orang tua tentang bahaya petasan bagi anak-anak
Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024