Untuk berkelanjutan dan bersertifikasi MSC, perikanan harus menunjukkan stok ikan yang sehat, meminimalkan dampak lingkungan dan memiliki pengelolaan efektif

Kabupaten Bogor (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan RI menampilkan "sashimi cutting show" dengan ikan tuna sirip kuning seberat 40 kilogram dalam Indonesia Tuna Investment and Business Forum (ITIBF) 2024 di Surabaya, Jawa Timur.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP RI Budi Sulistiyo dalam keterangannya di Bogor, Jawa Barat, Rabu, mengungkapkan pada Sashimi Cutting Show, tuna sirip kuning seberat 40 kilogram dihidangkan oleh Chef Executive Japanese Hotel JW Marriot Surabaya menjadi sashimi.

"Sebagai salah satu media untuk menunjukkan kesuksesan perikanan Indonesia yang telah berhasil memenuhi standard keberlanjutan MSC, KKP menggelar Sashimi Cutting Show atau pertunjukan pemotongan tuna sashimi pada acara ITIBF," ungkap Budi.

Tuna sirip kuning yang ditampilkan berasal dari PT Nutrindo Freshfood International yang ditangkap di perairan Bitung melalui praktik yang terbukti berkelanjutan dan memenuhi standard Marine Stewardship Council (MSC).

Perusahaan tersebut merupakan anggota dari Asosiasi Perikanan Pole and Line dan Handline Indonesian (AP2HI) yang mendapatkan sertifikat MSC sejak tahun 2021.

Baca juga: KKP: Asupan protein masyarakat Indonesia masih di bawah Kamboja

Baca juga: KKP kenalkan hidrolisat protein ikan ke dalam jajanan pasar

"Untuk berkelanjutan dan bersertifikasi MSC, perikanan harus menunjukkan stok ikan yang sehat, meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan memiliki pengelolaan yang efektif melalui penilaian yang dilakukan oleh pihak ketiga," ungkap Budi.

MSC dan AP2HI berpartisipasi dalam pameran produk di ITIBF untuk menampilkan produk tuna dan cakalang yang bersertifikat dari dalam negeri.

Budi menjelaskan, produk yang ditangkap di area timur Indonesia sebagian besar diolah menjadi produk loin, kaleng, pre-cooked dan segar dan dipasarkan ke pasar luar negeri dengan sebagian ke domestik.

Sektor perikanan tangkap dituntut untuk mengurangi tekanan terhadap ekosistem laut untuk mencegah overfishing dan menempatkan keberlanjutan ekologi, akibat IUU fishing dan perubahan iklim.

"Untuk mendukung keberlanjutan, KKP juga telah menerapkan kebijakan penangkapan ikan terukur. Intinya supaya penangkapan tidak melebihi sehingga keberlanjutan muncul. Saya mohon para pelaku usaha kompak untuk mendukung program itu," ungkap Budi.

ITIBF 2024 ini juga menjadi salah satu rangkaian kegiatan Tahun Tuna 2024 yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada November 2023 sebagai upaya untuk mendorong peningkatan nilai transaksi produk tuna dan memasyarakatkan konsumsi tuna dalam negeri.

IITBF 2024 sedikitnya dihadiri oleh 300 peserta yang terdiri atas unit pengolahan ikan (UPI), perwakilan dagang negara mitra, kepala daerah, industri supporting seperti logistik, cold chain system, jaringan ritel, hotel dan restoran hingga lembaga sertifikasi terkait tuna.

Dalam forum tersebut juga terjalin penandatangan kerja sama antar pelaku usaha untuk memperluas pasar komoditas ikan tuna.

Kolaborasi MSC dan para mitra dalam ITIBF dengan beberapa kegiatan menjadi ajang promosi perikanan dalam negeri yang telah bersertifikat MSC dan memenuhi standar keberlanjutan perikanan global kepada para pihak terutama pelaku bisnis dan investor perikanan.

"Kami mengundang perwakilan Duta Besar dan mitra dagang Negara Sahabat serta Para Investor untuk berinvestasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia, khususnya komoditas tuna," ujar Budi.

Baca juga: KKP gelar APA 2024 galang dukungan pembangunan akuakultur dalam negeri

Baca juga: KKP: Gelaran ITIBF catatkan peluang investasi sebesar Rp1,69 triliun

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024