Jakarta (ANTARA) - Mayoritas dari ratusan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang dijaring di wilayah Jakarta Barat adalah gelandangan.

Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Suprapto di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa dari Januari hingga Juni 2024, pihaknya telah menjaring sebanyak 727 PPKS. Dari jumlah itu, gelandangan berjumlah 351 orang.

Jumlah tersebut berdasarkan rekapitulasi pelayanan, perlindungan dan pengendalian PPKS jalanan di wilayah setempat. "Paling banyak gelandangan, 351 orang," kata Suprapto.

Baca juga: Pemkot Jakbar bina 107 PPKS yang ditangkap selama bulan Ramadhan

Selanjutnya adalah psikotik sejumlah 180 orang, kemudian pengemis 61 orang dan sisanya adalah pengamen, anak jalanan, joki dan sebagainya.

"Selanjutnya psikotik 180 dan pengemis 61 orang, lainnya pengamen, anak jalanan, joki dan seterusnya,” kata Suprapto.

Suprapto juga merinci hasil penjangkauan setiap bulannya. Pada Januari 106 orang, Februari (118), Maret (190), April (99), Mei (110) dan Juni 104 orang.

“PPKS yang dijangkau langsung dibawa dan diserahkan ke Panti Sosial Kedoya untuk diberi pembinaan," kata dia.

Baca juga: Pemkot Jakbar memetakan 65 titik rawan aktivitas PPKS

Ia menambahkan, pihaknya rutin menggelar penjangkauan atau razia di titik-titik rawan seperti perempatan atau lampu merah di delapan wilayah kecamatan se-Jakarta Barat.

"Itu untuk penegakan Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum," kata Suprapto.

Sebelumnya, Suprapto menyebut bahwa mayoritas PPKS yang terjaring di Jakarta Barat (Jakbar) sejak Januari 2024 berasal dari Jakarta.

"Kebanyakan memang asal Jakarta, sekitar 60-70 persen dari Jakarta. Dari luar itu sekitar 30-40 persenlah, itu asalnya dari Jawa Tengah, Sumatera, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Aceh, Jambi, Riau, Kalimantan, Lampung," kata Suprapto saat dihubungi di Jakarta pada Jumat (19/4).

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024