Distribusi gas yang tidak merata dan infrastruktur yang kurang memadai menjadi hambatan utama dalam produksi dan pengiriman gas
Jakarta (ANTARA) - Eks Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman menyoroti revolusi energi yang fokus pada peralihan sumber energi yang lebih hijau, seperti gas.
“Gas dapat diubah menjadi biofuel, listrik dan tenaga air, yang berpotensi menyebabkan kelebihan pasokan,” ujar Fatar yang juga merupakan pakar energi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, gas berperan penting dalam memasak, transportasi dan produksi listrik yang mendukung transisi energi hijau.
Fatar menjelaskan gas adalah potensi energi terbesar di Indonesia, namun membutuhkan infrastruktur yang lebih baik untuk dimanfaatkan dengan maksimal.
“Distribusi gas yang tidak merata dan infrastruktur yang kurang memadai menjadi hambatan utama dalam produksi dan pengiriman gas,” kata dia.
Baca juga: Peneliti: Alokasi 20 GW gas di RUPTL berisiko tambah emisi 32 juta ton
Baca juga: GEM: Energi terbarukan hemat biaya amankan ketidakstabilan harga gas
Menurut Fatar, komunikasi efektif tentang insentif fiskal dalam rangka peningkatan infrastruktur gas penting untuk transparansi dan pemahaman publik.
“SKK Migas memiliki divisi regional untuk mengelola komunikasi ini, namun bimbingan publik tetap diperlukan,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa teknologi gas-to-liquid menawarkan alternatif yang lebih bersih dari bahan bakar fosil, solusi bagi yang belum siap beralih ke kendaraan listrik.
“Peningkatan infrastruktur gas memerlukan kebijakan nasional yang kuat dan perencanaan strategis. Pendanaan pemerintah (APBN) bisa digunakan jika menghasilkan pendapatan bagi negara,” kata dia.
Fatar menambahkan keterlibatan sektor swasta dalam pengembangan infrastruktur juga didorong untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.
Lebih lanjut, Fatar menyampaikan pendidikan publik sangat penting untuk transisi dari minyak ke gas, seperti peralihan dari minyak tanah ke LPG di masa lalu.
“Masyarakat perlu diedukasi tentang manfaat dan ketersediaan gas untuk mempermudah transisi. Perubahan budaya ini harus didukung oleh infrastruktur yang baik untuk memastikan distribusi yang lancar dan merata,” ujarnya.
Baca juga: SKK Migas: Peran PGN penting bagi ketahanan energi pada masa transisi
Baca juga: Menteri ESDM sebut gas bumi jadi solusi penyediaan energi bersih
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024