Beijing (ANTARA News) - Harga bunga mawar membubung menjelang "hari valentine" karena salju yang telah menyebabkan penurunan drastis produksi bunga mawar di Barat Daya Provinsi Yunan.

Seperti dilaporkan kantor berita Xinhua, harga eceran untuk setangkai mawar mencetak rekor baru di 20 Yuan atau sekitar Rp40.000, naik lebih dari dua kali lipat pada periode yang sama tahun lalu.

Namun, para pemilik bisnis toko bunga mengatakan harga tinggi pun tetap tidak mendatangkan untung bagi mereka karena para pelanggan akan membeli lebih sedikit bunga atau memilih hadiah lain untuk Valentine yang jatuh Jumat pekan depan.

"Kebanyakan pelanggan terkejut dengan lonjakan harga bunga mawar," kata He Yuanhong, pemilik toko bunga Jing'an.

"Mereka akan memilih bunga lain seperti anyelir dan lily untuk mencocokkannya dengan mawar atau memilih karangan bunga dengan sedikit mawar tetapi dengan makna yang baik."

Kebanyakan pelanggan memesan karangan bunga dengan 11 atau 33 bunga mawar tahun ini, jumlah bunga tersebut bermakna seseorang mencintai pasangannya dengan tulus selamanya secara terhormat.

He mengatakan dia akan menunggu hingga pekan depan untuk mengimpor mawar tergantung jumlah pesanan, jaga-jaga kalau pelanggan tidak mau beli harga mawar yang mahal.

Tahun lalu, dia mengimpor 12.000 mawar sebelum hari Valentine dan semua ludes terjual.

Li Shusheng manajer di toko bunga Huazhiyu mengatakan tokonya mengimpor 1.000 mawar untuk Hari Valentine, sepersepuluh dari jumlah impor tahun lalu, namun pesanan tidak dipotong.

Shanghai Morning Post mengatakan, hasil produksi mawar di Yunnan sebagai daerah pemasok bunga mawar di China, turun dua pertiga karena suhu rendah yang dibawa oleh salju pada bulan Desember.

Dengan keadaan tersebut, mawar membeku sampai mati saat baru tumbuh, kata surat kabar itu.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014