Jakarta (ANTARA) - Good Ol' Dreams merilis album debutnya yang bertajuk "Untuk Pengantin" dalam rilisan fisik berupa Compact Disc (CD) dan juga Vinyl atau piringan hitam.

Musisi yang bernama asli Ivan Adiwiguna itu mengemas kisah cinta klasik dalam "Untuk Pengantin" menceritakan sosok yang ditinggal menikah oleh kekasihnya yang menghadirkan nuansa musik pop progresif Indonesia gaya akhir 70-an dan awal 80-an namun dengan sentuhan generasi Z.

“Setiap lagu di dalam album Untuk Pengantin berkaitan, runutan fase dari mulai penolakan hingga penerimaan keadaan,” kata Ivan dalam keterangannya, Rabu.

Sebenarnya "Untuk Pengantin" telah hadir dalam format digital pada Mei lalu, namun kini rilisan fisiknya menyusul lewat kerja sama dengan label rekaman demajors.

Baca juga: Grup band metalcore asal Aceh tampil wakili Indonesia di Jerman

Baca juga: Clever Moose pernah terpisah sebelum gelar konser di Malaysia

Album ini berisikan 11 trek, yang menggambarkan dinamika proses dari mulai fase awal yang penuh amarah (lagu “Dangkal” dan “Geram”), lalu momen saat mulai mampu berpikir jernih (“Mohon Maaf”), kilas balik masa kasmaran (“Tersipu Senja”), yang kemudian disadarkan kembali pada pahitnya kenyataan yang ada (“Merenggut Jiwa” dan “Mengenaskan”).

Ada juga lagu seperti “Kelam” dan “Hina” yang mewakili fase keterpurukan, kemudian “Untuk Pengantin” yang berisikan pesan kepada kekasih hati, disusul dengan lagu yang menjadi fokus trek, yaitu “Kilau”, yang bercerita tentang perpisahan.

Album ditutup dengan doa yang hadir dalam wujud lagu instrumental “Semoga Kalian Berdua Dalam Kebaikan”.

Ivan yang akrab disapa Epeng itu menceritakan pengerjaan album "Untuk Pengantin" sudah dilakukan sejak 2021.

Ia sempat melakukan "copot-pasang" daftar lagu untuk akhirnya mencapai keputusan akhir menghadirkan 11 trek dalam album perdananya itu.

"Sebagian besar lagu dalam album ini dibuat dan diselesaikan aransemennya pada tahun 2022, kecuali ‘Tersipu Senja’ yang versi demonya sudah ada sejak 2016. “Mohon Maaf” dan “Kilau” baru dibuat di 2023, menggantikan 2 lagu yang sebelumnya sempat akan menjadi bagian dari album ini,” kata Epeng.

Hampir seluruh proses penulisan dan perekaman materi dilakukan Ivan secara mandiri, namun tetap ada andil rekan-rekan sejawatnya yang ada di Cirebon untuk menyempurnakan album ini.

Misalnya seperti peran Muhamad Munajat yang bermain gitar elektrik di lagu “Mohon Maaf”, lalu Lely yang mengisi suara latar untuk lagu “Kilau”, Ikhvana Dwi Rionaldi yang membantu proses pengerjaan audio lagu “Untuk Pengantin”, juga Indra Antra yang memberikan banyak masukan untuk lagu “Tersipu Senja”.

Semua lagu dalam album Untuk Pengantin direkam di Konserpasif Studio, Sindanglaut, Kabupaten Cirebon. Proses mixing dan mastering dikerjakan oleh Adistya Pratayangsha di Bandung.

Sementara Artwork album dan fotografi merupakan karya John Navid dari grup White Shoes and The Couples Company.

Seluruh proses pemotretan dilakukan di seputaran kota dan kabupaten Cirebon. Juga produksi video musik untuk single “Geram” dan video lirik “Kilau”.

“Kedua video dikerjakan oleh teman-teman kolektif lokal Cirebon. Video musik ‘Geram’ dikerjakan oleh Celah Suara, dengan direktur artistik Ghema Ayu dan sutradara Fauzi Firdaus. Lalu video lirik ‘Kilau’ diproduksi oleh Katariksa Film, dengan Binjey Saputra sebagai sutradara,” ujar Ponky, manajer Good Ol’ Dreams.

Bagi anda yang tertarik, CD album Untuk Pengantin dibanderol dengan harga Rp 50,000, dan piringan hitamnya seharga Rp 500,000.

Untuk rilisan vinyl terdiri dari dua buah piringan berukuran 10 inci, dengan sampul gatefold.

CD dan piringan hitam album Untuk Pengantin dari Good Ol’ Dreams sudah bisa didapatkan melalui website www.demajors.com juga di seluruh outlet dan jaringan edar demajors yang tersebar di seluruh kota di Indonesia, Malaysia, hingga Brunei Darussalam.

Baca juga: Daun Jatuh tuangkan rasa penyesalan lewat karya anyar "Kini"

Baca juga: Band for Revenge akan kembali dengan lagu "Sadrah"

Baca juga: Reality Club wakili Indonesia di SXSW Music Festival 2024

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024