Jakarta (ANTARA News) - Timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, Jumat dinihari longsor dan menewaskan dua orang, yakni Masiyah dan Iwan, serta melukai tiga korban lainnya yaitu Mudi, Abi dan Yana. "Para korban adalah pemulung yang tengah mengais sampah di lokasi kejadian. Sampai saat ini longsoran sampah tersebut digali dengan alat berat untuk mencari kemungkinann masih ada korban lain yang tertimbun," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol I Ketut Untung Yoga Ana, di Jakarta, Jumat. Polres Bekasi juga telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk penanggungjawab pengelolaan TPA Bantar Gebang, katanya. Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Rama Budi, memperkirakan longsoran sampah di TPA Bantar Gebang pada Jumat (8/9) dinihari itu terjadi karena kondisi tanah di lokasi pembuangan tersebut masih labil. "Longsoran sampah itu terjadi di zona aktif yang memang tanahnya belum stabil," katanya. Dijelaskannya, peristiwa yang terjadi sekitar Pukul 00.30 WIB itu bermula ketika truk sampah mulai menurunkan muatan setinggi 13 meter. Pada saat itu sejumlah pemulung langsung menyerbu sampah yang baru diturunkan. "Kita memang sudah sering mengingatkan para pemulung agar tidak mendekati sampah saat baru diturunkan, namun memang sulit sekali untuk mengatur mereka," kata Rama. Dua korban yang tewas itu berasal dari Indramayu, katanya. "Zona aktif itu memang tanahnya belum padat. Biasanya per tahun akan turun sekitar dua meter sampai tanahnya stabil dan padat. Longsoran sampah seperti itu kerap terjadi namun biasanya tidak ada korban jiwa karena hanya bagian kecil dari gundukan sampah yang longsor," katanya. Rama menambahkan, hingga Jumat siang masih dilakukan penggalian dan pemindahan sampah yang longsor karena menutupi jalan operasional di TPA Bantar Gebang. Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, di Balaikota Jakarta menyatakan, larangan untuk memulung sampah di kawasan itu kerap dilanggar. "Tapi saya belum bisa mengatakan (peristiwa itu) salah siapa, nanti itu harus diteliti oleh sebuah tim. Santunan akan kita berikan," tuturnya. Di tempat terpisah, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Sayogo Hendrosubroto, mengatakan bahwa peristiwa longsornya sampah itu harus segera diteliti dan dikaji secara teknis, menyangkut kemungkinan terjadi pelanggaram prosedur. "Evaluasi secara menyeluruh harus dilakukan karena memang PT Patriot Bangkit Bekasi sebagai pengelola kami anggap tidak profesional," katanya. Sayogo juga mengatakan bahwa Dinas Kebersihan DKI harus secepatnya memberikan penjelasan lengkap mengenai peristiwa itu. Mengenai pentingnya evaluasi atas kinerja PT PBB, menurut Rama Budi juga akan dilakukan. Selain dilaporkan dua orang pemulung meninggal juga dilaporkan satu unit kendaraan rusak berat dan dua unit kendaraan lainnya rusak ringan. Menurut rencana, Dinas Kebersihan dan pengelola TPA Bantar Gebang, PT PBB akan memberikan santunan kepada para korban dan ahli warisnya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006