Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Colliers Indonesia mengungkapkan sektor perkantoran di Jakarta dinilai cukup menggembirakan dikarenakan tidak ada pasokan baru pada tahun ini.
"Kalau kita melihat pada tahun 2024 di CBD Jakarta tidak ada pasokan baru, sesuai proyeksi tidak akan ada pasokan baru sehingga ini merupakan salah satu indikasi yang cukup menggembirakan untuk sektor perkantoran, karena kita tahu saat ini memang kondisinya ada sekitar 2 juta meter persegi ruang perkantoran yang masih belum tergunakan atau terutilisasi," ujar Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam media briefing yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Menurut Ferry, dengan absennya pasokan perkantoran baru tersebut merupakan kondisi yang dilihat sebagai sesuatu yang positif.
"Mungkin beda caranya kita memandang, misalnya untuk apartemen, tapi di sini kalau di sektor perkantoran ini pasokan yang sedikit ini menjadi salah satu katalis untuk sektor perkantoran bisa lebih bergerak, lebih positif," katanya.
Baca juga: Pemerintah usahakan lokasi rumah Tapera tak jauh dari perkantoran
Artinya, lanjut dia, terdapat potensi bahwa okupansi juga bisa membaik, terutama jika nanti melihat proyeksi ekonomi lebih baik dengan pemerintahan yang baru nanti, kemudian bisnis bertumbuh, dan penyerapan naik, sementara pasokannya stagnan.
"Walaupun memang untuk kembali ke angka semula itu memang agak masih berat. Kenapa ? Karena tadi seperti saya sebutkan, kekosongan ruang kantor di Jakarta itu sampai 2 juta meter persegi jadi ini memang butuh waktu yang cukup panjang," kata Ferry.
Tingkat hunian perkantoran sudah mulai bergerak naik. Tingkat hunian perkantoran pada kuartal II tahun ini untuk kawasan CBD sebesar 74,7 persen dan di luar CBD Jakarta 77,2 persen.
Keterbatasan pasokan akan mendorong tingkat hunian perkantoran naik. Pasar perkantoran masih berpihak kepada penyewa sehingga penawaran tarif sewa yang kompetitif dan kemudahan dalam menyewa masih akan berlangsung.
Baca juga: Mengusung Konsep Green Building, Waskita Selesaikan Revitalisasi Gedung Perkantoran PT Bukit Asam
"Dari sisi harga, walaupun memang tadi terlihat ada kecenderungan untuk naik, tapi harga ini masih tetap tight. Karena memang ruang kosong yang banyak ini menjadi satu ajang kompetisi yang cukup ketat bagi para pemilik gedung. Sehingga pemilik gedung dalam hal ini masih harus tetap bisa berkompromi dengan tenant atau penyewa yang sekarang justru memiliki banyak pilihan. Walaupun tadi okupansi mulai membaik, tapi kalau melihat dari harga penawaran, harga penawaran masih cenderung stabil," kata Ferry.
Terbatasnya volume transaksi menyebabkan tertahannya harga jual, dan juga dipengaruhi oleh beroperasinya gedung kantor strata-title baru yang harganya di atas rata-rata.
"Dari sisi strata-title, ini juga tidak banyak bergerak karena memang volume transaksi yang terjadi juga sangat terbatas. Kemudian juga harga, kita lihat tidak terlalu banyak bergerak," ujar Ferry.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024