Sebelum SBY berkeliling meninjau kawasan pelabuhan, Direktur PT Pelindo II RJ Lino menyampaikan paparan tentang kondisi pelabuhan dan rencana program.
"Kami masih berupaya mengeruk alur pelabuhan sehingga berfungsi optimal," kata RJ Lino.
Ia mengatakan kondisi alur masuk pelabuhan Pulau Baai pada 2007 cukup parah sehingga membuat pelabuhan itu nyaris tidak berfungsi.
PT Pelindo II mengambil alih pengerukan alur dan pada 2012 mulai menunjukkan perubahan positif dimana pasir yang menumpuk di alur sudah dapat disingkirkan.
"Saat ini kedalaman alur mencapai 13 meter dan merupakan pelabuhan terdalam di Pantai Barat Sumatera," katanya.
Ia mengatakan dengan berfungsinya alur masuk, bobot kapal yang masuk ke Pulau Baai juga semakin tinggi dan saat ini kapal kargo juga dapat dilayani.
Selain melayani batubara curah kering, di pelabuhan itu juga melayani kapal kargo yang membawa berbagai komoditas.
"Termasuk kendaraan roda empat sudah dibawa lewat jalur laut, jumlahnya mencapai 1.500 unit per bulan," katanya.
Penjelasan Dirut PT Pelindo II itu mendapat tanggapan positif dari Presiden SBY, terutama tentang jumlah kendaraan yang masuk ke Bengkulu.
"Berarti pertumbuhan ekonomi tidak hanya di pusat, tapi juga nyata di daerah," kata Presiden.
Rencana pengembangan Pelabuhan Pulau Baai, lanjut RJ Lino, akan dilanjutkan bersama dengan PT Jababeka Tbk.
Penandatanganan nota kesepahaman PT Pelindo II dan PT Jababeka sudah digelar pada September 2013.
Kerja sama tersebut yakni optimalisasi dan pemanfaatan lahan untuk pengembangan fasilitas penunjang Pelabuhan Bengkulu serta kawasan industri dan logistik.
Usai mendengar pemaparan dari Dirut PT Pelindo II, Presiden dan Ibu Negara menggunakan bus meninjau kompleks Pelabuhan Pulau Baai.
Selanjutnya kunjungan kerja Presiden di Bengkulu dilanjutkan dengan meninjau program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di RSUD M Yunus Bengkulu.
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014