Sebanyak 12 ribu bayi mengalami cacat jantung bawaan sehingga harus dioperasi
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengatakan, menurut data perkiraan jumlah, belum terlihat adanya tren peningkatan yang signifikan untuk kasus penyakit jantung bawaan pada bayi baru lahir.

Namun demikian, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi ketika dihubungi di Jakarta Rabu mengatakan, saat ini ada sekitar 12 ribu anak Indonesia yang mengalami kelainan jantung. Oleh karena itu, dia menambahkan, perlu adanya tindakan pertolongan segera, seperti dengan operasi jantung.

Nadia mengatakan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kelainan genetik dari kedua orang tua yang punya penyakit jantung, obat-obatan teragogenik. Selain itu, gaya hidup orang tua juga berpengaruh, seperti kebiasaan mengonsumsi obat-obatan herbal, terutama saat kehamilan.

Saat ini, katanya, permasalahan yang masih dihadapi adalah dokter spesialis yang terbatas.

"Dan sarana dan prasarana yang belum tersedia di kabupaten dan kota," ujarnya menambahkan.

Dia juga menyebutkan, selain mendatangkan dokter asing segera untuk melakukan alih teknologi dan percepatan tindakan operasi, Kemenkes juga melakukan upaya-upaya lain, seperti pemenuhan alat-alat untuk layanan kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi (KJSU).

"Juga pembentukan pendidikan berbasis RS, adanya beasiswa baik Kemenkes atau LPDP, kemudahan izin praktik, dan kembalinya WNI nakes dari Luar Negeri," katanya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa sebanyak 12 ribu bayi mengalami cacat jantung bawaan sehingga harus dioperasi. Namun, Budi menyebut bahwa Indonesia hanya mampu mengoperasi enam ribu anak tersebut.

Melihat tingkat kematian yang juga tinggi sekali, Budi menilai perlunya terobosan untuk mempercepat penanganan medis jantung pada anak.

Karena itu, pihaknya bekerja sama dengan King Salman Relief, Arab Saudi, untuk dapat membantu mempercepat penanganan operasi jantung pada anak.

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024