Istanbul (ANTARA) - Taiwan pada Selasa mengatakan bahwa penjaga pantai China memeriksa dan menahan kapal nelayan mereka saat berlayar dekat kepulauan Kinmen Taiwan di lepas pantai tenggara China, menurut media lokal.

Kantor Penjaga Pantai Taiwan menerima laporan dari Tachinman 88 yang terdaftar di Penghu yang berada pada 23,7 mil laut (43,9km) timur laut Pelabuhan Liaoluo ketika dicegat oleh kapal China, menurut Kantor Berita Pusat Taiwan.

Otoritas Taiwan kemudian segera mengerahkan dua kapal untuk memberikan bantuan darurat, kata kantor itu. Meskipun ada upaya untuk mencegat rute, kapal tersebut dikepung tiga kapal penjaga pantai China, tambahnya.

Taiwan menuntut pembebasan segera kapal tersebut, namun pihak China tidak ingin diintervensi, sebut kantor berita Taiwan.

Empat kapal China lainnya berkumpul di tempat kejadian, mendorong kapal penjaga pantai Taiwan menghentikan pengejaran untuk menghindari eskalasi konflik, kata kantor berita tersebut.

Baca juga: China aktifkan aturan yang izinkan penjaga pantai tindak kapal asing

Penjaga pantai China mengarahkan Tachinman 88 menuju pelabuhan di daratan China.

Pihak Taiwan mendesak China untuk segera membebaskan kapal beserta awak mereka dan untuk tidak mempolitisasi insiden tersebut, menekankan pentingnya menjaga hubungan antar semenanjung.

Insiden serupa pernah terjadi di masa lalu, ketika penjaga pantai China semakin menegaskan kehadirannya di perairan dekat pulau-pulau terpencil Taiwan.

China menganggap Taiwan sebagai “provinsi yang memisahkan diri” dan tidak mengakui garis tengah, yaitu perbatasan tidak resmi membentang di tengah Selat Taiwan, yang memisahkan China dan Taiwan, atau zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ).

ADIZ adalah wilayah udara di mana suatu negara berusaha mengidentifikasi, menemukan, dan mengendalikan pesawat demi kepentingan keamanan nasional. Pada saat yang sama, Taipei bersikeras menyatakan kemerdekaan sejak 1949.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Taiwan usir kapal Penjaga Pantai China yang masuki perairannya

 

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024