Bandung (ANTARA News) - Kepala UPT Observatorium Bosscha, Taufik Hidayat, mengatakan fenomena gerhana bulan sebagian yang berlangsung pada Kamis (7/9) - Jumat (8/9), merupakan gerhana paling istimewa karena kedudukan Bulan sangat dekat dengan Bumi.
"Gerhana kali ini jarak antara Bumi dengan Bulan dalam posisi terdekat yang jaraknya hanya 352 ribu kilometer", katanya, di sela-sela kegiatan penelitian gerhana di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung, Jabar, Kamis (7/9) malam.
Menurut dia, biasanya dalam kondisi normal jarak antara Bumi dengan Bulan sendiri rata-rata mencapai 375 ribu kilometer, bahkan titik terjauhnya mencapai 450 ribu kilometer. Dengan demikian gerhana sebagian yang berlangsung Kamis malam merupakan gerhana paling istimewa.
Ia mengatakan gerhana bulan itu dapat dilihat dengan mata telanjang dari sejumlah wilayah, antara lain, di Benua Asia, khususnya Indonesia dan Benua Eropa.
"Sedangkan penumbra awal dari gerhana bulan sebagian itu sendiri berlangsung pada 23.42 WIB Kamis (7/9)", katanya.
Selanjutnya, kata Taufiq, pada 01.05 WIB Jumat (8/9) terjadi kontak pertama, pada 01.51 WIB merupakan maksimum dari gerhana bulan sebagian, dan pada 02.37 WIB mulai meninggalkan kontak hingga pada 04.00 WIB merupakan kontak akhir.
Ia menjelaskan maksud dari titik maksimum dari gerhana bulan tersebut, berarti 20 persen dari bulan tertutup oleh warna gelap.
Sementara itu, dalam pelaksanaan penelitian gerhana bulan itu Observatorium Bosscha juga dibantu oleh delapan orang mahasiswa Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) baik program strata satu (S1) dan strata dua (S2).
"Kami sendiri telah menyiapkan satu unit alat peneropongan bintang `Unitron` seb, dua unit peneropong portable, dan satu unit peneropong `Bamberg, dan ditambah alat peneropong biasa", katanya.
Sejumlah tamu yang sejak jauh-jauh hari telah meminta izin untuk melihat gerhana bulan sebagian melalui fasilitas Observatorium Bosscha, tampak terlihat di antaranya guru-guru sekolah dari tingkat SD sampai SMA yang mengikuti program LPPM ITB dan para perwira polisi yang tengah mengikuti pendidikan di Sempimpol, Lembang.
"Saya ke sini ingin melihat gerhana bulan, karena di tempat asal saya di Siak, Riau, tidak akan dapat melihat secara dekat dengan menggunakan alat pemantauan astronomi", kata salah seorang guru SMA I Bunga Raya, Siak, Riau yang tengah magang di Bandung, Iskandar (40).
Sementara itu, suara takbir berkumandang di sejumlah masjid di Kota Bandung yang dilanjutkan dengan shalat sunat gerhana ketika berlangsungnya fenomena alam gerhana bulan sebagian itu. (*)
Copyright © ANTARA 2006