Siang nanti, kami akan meninjau finishing untuk persiapan sail away di Agustus
Batam (ANTARA) - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto meninjau persiapan produksi proyek Forel Bronang di Kepulauan Riau.

“Siang nanti, kami akan meninjau finishing untuk persiapan sail away di Agustus,” ujar Dwi Soetjipto ketika ditemui usai membuka acara Pre IOG SCM & NCB Summit di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.

Dwi mengatakan bahwa peninjauan tersebut bertujuan untuk memastikan apakah persiapan sail away atau melayarkan fasilitas floating storage production and offloading (FPSO) ke laut dapat benar-benar berlangsung pada Agustus 2024.

Sail away merupakan salah satu persiapan menuju onstream proyek Forel Bronang yang ditargetkan akan berlangsung pada Oktober 2024.

“Jadi nanti apakah bisa diyakinkan Agustus memang akan sail away untuk menuju onstream Oktober,” kata Dwi.

Proyek Forel Bronang mulanya ditargetkan untuk mulai berproduksi atau onstream pada kuartal keempat 2023.

Akan tetapi, produksinya mengalami keterlambatan selama kurang lebih satu tahun lantaran terdapat kendala dari penyedia FPSO atau floating processing and storage offshore.

“Itu terkendala finansial sehingga mereka nggak bisa menyelesaikan dengan cepat dan harus di-support oleh Medco sendiri,” ujar Dwi ketika ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Rabu (26/6).

Forel Bronang dibidik menghasilkan 10.000 barel minyak per hari (BOPD/barrel oil per day) dan 43 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Proyek ini akan dioperasikan oleh Medco Natuna.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII pada Rabu (13/3), SKK Migas mengatakan bahwa sebanyak 15 proyek hulu migas yang akan beroperasi pada 2024 bakal menambah kapasitas produksi sebesar 41.922 barrel oil per day (BOPD) dan 207 juta standard kaki kubik per hari (MMSCFD).

Dwi menyoroti persoalan minyak yang masih mengalami penurunan.

Melalui proyek onstream 2024 ini, ia berharap dapat menambah kapasitas minyak. Selain Forel Bronang, proyek Pertamina EP Puspa Asri ditargetkan menambah 600 BOPD, serta Flowline ASDJ-116X yang ditargetkan menambah kapasitas minyak sebesar 94 BOPD.

Lebih lanjut, juga ada OPL E-Main yang diharapkan dapat menambah kapasitas produksi sebesar 128 BOPD, Akatara Gas Plant yang ditargetkan menambah produksi minyak sebesar 1.100 BOPD dan gas sebesar 25 MMSCFD, serta Banyu Urip Infill Clastic yang diharapkan dapat menambah kapasitas produksi minyak sebesar 30 ribu BOPD.

Sedangkan, sembilan proyek lainnya ditargetkan dapat menambah produksi gas.

Baca juga: SKK Migas: Proyek Forel Bronang dibidik berproduksi mulai Oktober
Baca juga: SKK Migas akselerasi pengembangan proyek Blok Masela Maluku
Baca juga: BPH Migas harapkan proyek RDMP Balikpapan diselesaikan tepat waktu

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024