Jakarta (ANTARA) - Sebuah penelitian baru menemukan perubahan pola makan ayah dengan konsumsi minyak ikan dapat membantu mengurangi risiko obesitas pada anak keturunannya.

Ditulis laman Medical Daily, Senin (1/7), hasil studi terbaru yang dipresentasikan dalam NUTRITION 2024, pertemuan tahunan utama American Society for Nutrition, yang diadakan di Chicago menyarankan suplementasi minyak ikan pada ayah sebagai "senjata rahasia" untuk memerangi masalah obesitas pada anak.

Peneliti utama studi Latha Ramalingam mengatakan konsep penelitian ini menawarkan potensi yang signifikan untuk membentuk kembali strategi dalam memerangi obesitas pada anak.

“Bayangkan masa depan di mana panduan diet sebelum konsepsi tidak hanya ditujukan kepada ibu, tetapi juga melibatkan ayah, yang memungkinkan mereka untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam meningkatkan kesejahteraan anak-anak mereka sejak dini," kata Latha.

Baca juga: Negara-negara di Eropa Selatan cari cara kurangi obesitas pada anak

Baca juga: Dokter ungkap ciri-ciri anak menderita obesitas


Obesitas merupakan masalah kesehatan global yang mendesak, yang memengaruhi lebih dari 390 juta anak-anak dan remaja pada tahun 2022. Prevalensi obesitas pada anak telah meningkat secara dramatis, dari 8 persen pada tahun 1990 menjadi 20 persen pada tahun 2022.

Selain harga diri yang rendah dan kesejahteraan mental yang buruk, obesitas meningkatkan risiko gangguan metabolisme seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.

Meskipun penelitian sebelumnya telah menunjukkan manfaat suplementasi minyak ikan pada ibu dalam mengurangi risiko obesitas pada masa kanak-kanak, peneliti mengatakan ini adalah penelitian pertama yang mengevaluasi pola pewarisan secara eksklusif pada garis ayah.

Tim peneliti melakukan penelitian pada hewan yang melibatkan 150 tikus jantan, diberi makan makanan berlemak tinggi, beberapa di antaranya diberi minyak ikan tambahan sebelum dikawinkan dengan tikus betina yang diberi makanan sehat rendah lemak.

Keturunan tikus jantan yang diberi minyak ikan memiliki berat badan lebih rendah pada hari ke-7 dan ke-21 dibandingkan dengan tikus yang ayahnya tidak diberi minyak ikan. Keturunan betina dari kelompok minyak ikan juga menunjukkan kesehatan metabolisme yang lebih baik, dengan pembersihan glukosa dan sensitivitas insulin yang lebih baik.

Para peneliti kini tengah menyelidiki bagaimana perubahan pola makan memengaruhi sperma dan bagaimana transfer informasi ini memengaruhi generasi mendatang.

"Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia, penemuan ini membuka babak baru dalam pemahaman kita tentang bagaimana orang tua, selain sekadar genetika, memengaruhi kesejahteraan keturunan mereka. Minyak ikan, suplemen yang mudah didapat dan aman, dapat menjadi senjata ampuh dalam perjuangan kita untuk generasi mendatang yang lebih sehat," tambah Ramalingam.


Baca juga: Obesitas awal pada anak mengurangi setengah harapan hidup

Baca juga: Ini dampak buruk konsumsi gula berlebihan pada bayi

Baca juga: Wamenkes sebut akar masalah obesitas pada anak adalah keluarga



   

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024