... makin banyak dan dinamis gerakan --boleh lompat sekeras mungkin-- makin besar energi potensial elektrik itu diproduksi dan disimpan... "
Manila (ANTARA News) - Banyak cara untuk mempelajari Bumi dengan cara-cara yang menyenangkan, di antaranya mengunjungi tenda besar Shell Energy Lab, bagian dari gelaran Shell Eco-Marathon Asia 2014, di Taman Luneta, Manila.
Jumat petang itu, ribuan anak-anak hingga orang dewasa mengantri masuk ke tenda besar berpendingin udara untuk merasakan dan mengetahui simulasi bagaimana energi itu bisa diciptakan.
Apakah itu energi berbasis minyak bumi, tenaga surya, nuklir, hingga energi berasal dari gerakan tubuh kita sendiri. Kesadaran bahwa sumber energi fosil pasti akan punah pada saatnya memaksa orang menciptakan berbagai inovasi tentang sumber energi dan Shell memiliki program pencerahan masyarakat tersendiri tentang itu.
Di wahana Dancing Hall, simulasi dan perhitungan perolehan energi itu bisa dilihat dan dirasakan semua pengunjung. Pengunjung bergembira sambil berjoget sebebas-bebasnya diiringi musik dengan ritme cepat dari seorang pemandu cakram, puluhan pengunjung bisa ditampung dalam lantai disko.
Lantai seluas 30 meter persegi itu bukan sembarang lantai, melainkan lantai akrilik yang bisa menyerap dan menyimpan energi kinetik pengunjung yang berjingkrakan untuk diubah menjadi energi listrik secara potensial.
Dengan dipandu dua dara cantik Filipina untuk melakukan gerakan-gerakan --sebenarnya sah-sah saja mau joget gaya apapun-- layar monitor raksasa di depan pengunjung mencatat "perkembangan" perolehan energi listrik potensial itu dalam satuan kiloJoule.
Prinsipnya sederhana sekali, makin banyak dan dinamis gerakan --boleh lompat sekeras mungkin-- makin besar energi potensial elektrik itu diproduksi dan disimpan. Konon, lantai dansa seperti ini telah diperkenalkan di banyak tempat hiburan di Eropa Barat.
Tiap sesi akan diakhiri foto bersama, yang hasil jepretan kameranya akan dipajang di layar monitor raksasa itu.
Masih ada lagi wahana yang menyimulasikan "cara" meraih energi dari gerakan gelombang naik-turun dan arah horizontal gelombang laut. Tabung besar menampung air yang diberi warna merah dan ada tuas pemutar untuk memutar air di dalam tabung vertikal itu.
Prinsip simulator yang dibuat sangat sederhana namun menarik itu juga tidak kalah sederhana, yaitu gerakan memutar dan longitudinal gaya sentripetal gelombang air laut akan menggerakkan turbin. Dari situlah energi tercipta dan disimpan untuk kemudian didistribusikan.
Walau cukup melelahkan namun banyak pengunjung yang gembira menikmati wahana demi wahana. Di satu sudutnya, terdapat gerai yang memeragakan kinerja bahan bakar beroktan tinggi andalan Shell, yaitu V-Power, yang juga dipakai tim Ferrari di ajang Formula 1.
Ahli bahan bakar Shell, Mae Asignad, menjelaskan berbagai hal tentang keuntungan jangka panjang pemakaian bahan bakar minyak itu kepada pengunjung. Alat peraga juga disiapkan oleh perempuan ahli bahan bakar yang pernah bekerja di Indonesia itu.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014