Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak menguat sebesar 16 poin menjadi Rp12.158 dibanding sebelumnya Rp12.174 per dolar AS.
"Kondisi fundamental ekonomi Indonesia hingga kini berada dalam kondisi cukup kondusif, sehingga likuiditas pasar uang di dalam negeri stabil dan rupiah cenderung menguat," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa salah satu faktor fundamental ekonomi seperti inflasi, neraca perdagangan Indonesia, serta cadangan devisa yang dinilai positif menjadi pendorong nilai tukar domestik.
Ia menambahkan, penguatan mata uang domestik cenderung masih terbatas menyusul penantian investor terhadap kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) pada pekan depan.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan malam ini data "Non-farm Payrolls" dan tingkat pengangguran AS sedang dinanti pasar.
"Kedua data itu sangat mempengaruhi pergerakan hampir semua instrumen keuangan global. AS masih menjadi negara yang paling berpengaruh dalam industri keuangan dunia," kata dia.
Ia mengatakan bahwa yang perlu diperhatikan dari pengalaman sebelumnya yaitu mempersiapkan diri dari hasil yang diluar dugaan. Seringkali data yang keluar tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (7/2), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp12.176 dibanding sebelumnya (6/2) di posisi Rp12.159 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014