Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) tahun ini akan mengembangkan pesawat perintis N219.
"Pesawat perintis N219 diperlukan karena banyak daerah kita yang belum bisa dijangkau," kata Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta usai melantik Thomas Djamaluddin sebagai Kepala Lapan di Jakarta, Jumat.
Bambang S Tejasukmana mengatakan N219 merupakan program pemerintah yang sangat penting karena Indonesia sedang mencoba untuk kedua kalinya membangun pesawat transportasi buatan dalam negeri.
"Ada tiga lembaga yang terlibat Lapan, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sebagai pelaksana dan Kementerian Perhubungan yang bertugas menvalidasi kelayakan sehingga pesawat ini bisa disertifikasi," kata Bambang.
Program tersebut dimulai 2014 dengan membeli komponen pesawat dan pada 2015 dilakukan proses konstruksi serta uji.
"Lalu di 2016 bisa peroleh sertifikat terbang," katanya.
Bambang mengatakan pesawat tersebut mempunyai beberapa kelebihan seperti dibuat sederhana dan mampu mengangkut 19 penumpang.
Pesawat juga dirancang untuk bisa mendarat di landasan yang pendek yang cocok dengan kondisi bandara di daerah-daerah di Indonesia.
Lapan menganggarkan Rp310 miliar pada 2014 dan tahun depan dalam hitungan awal dianggarkan Rp90 miliar untuk pengembangan pesawat tersebut.
"Kita saat ini dalam proses kontrak dengan PT DI, kira-kira bulan depan sudah ada kontrak," kata Bambang.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014