Komunike bersama tersebut mencakup tiga topik yang akan diupayakan oleh negara-negara untuk mencapai perdamaian di Ukraina.
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengharapkan pemerintah Indonesia akan menandatangani komunike bersama dari konferensi tingkat tinggi (KTT) perdamaian di Ukraina di Swiss pada 15-16 Juni lalu.
Pernyataan Vasyl disampaikan untuk menanggapi keputusan Indonesia tidak menandatangani komunike bersama dalam KTT Ukraina. Selain RI, negara-negara lain yang ikut abstain terhadap komunike tersebut di antaranya Arab Saudi, India, Meksiko, Afrika Selatan, dan Brasil.
“Saya masih berharap pemerintah Indonesia mendukung dan pada akhirnya menandatangani komunike tersebut,” ucap Vasyl dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, intisari dari komunike tersebut tidak lain adalah memperjuangkan penyelesaian perang di Ukraina secara berkeadilan dan berkemanusiaan.
Apalagi, ucap dia, sejumlah negara lain menyusul menandatangani komunike bersama tersebut meski tidak ikut serta dalam KTT perdamaian, karena komunike tersebut masih terbuka untuk negara-negara lain yang belum melakukannya.
“Dengan demikian, saya berharap Indonesia, sebagai salah satu kekuatan global, akan ikut serta secara aktif dalam hal ini,” kata Dubes.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan bahwa pendirian Indonesia adalah mendukung penyelesaian konflik Rusia dan Ukraina apabila semua pihak berkonflik dilibatkan dalam perundingan.
“Indonesia menilai bahwa komunike bersama akan lebih efektif bila disusun secara inklusif dan berimbang,” demikian menurut Juru Bicara II Kemlu RI Rolliansyah Sumirat dalam pernyataan singkatnya yang diterima di Jakarta, Senin (17/6).
Meski tidak menandatangani komunike bersama, Indonesia tetap berkomitmen mendukung penegakan hukum internasional dan Piagam PBB, kata Roy.
Dukungan Indonesia terhadap KTT tersebut juga ditunjukkan dengan kehadiran Duta Besar RI untuk Swiss Ngurah Swajaya sebagai utusan khusus Indonesia yang ditunjuk langsung Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Komunike bersama tersebut mencakup tiga topik yang akan diupayakan oleh negara-negara untuk mencapai perdamaian di Ukraina. Pertama, setiap penggunaan energi nuklir dan instalasi nuklir harus aman, terlindungi, dan ramah lingkungan.
Kedua, ketahanan pangan tidak boleh dipersenjatai dengan cara apa pun. Serangan terhadap kapal dagang di pelabuhan dan di sepanjang rute, serta terhadap pelabuhan sipil dan infrastruktur pelabuhan sipil, tidak dapat diterima.
Ketiga, semua tawanan perang harus dibebaskan melalui pertukaran penuh. Semua anak-anak Ukraina yang dideportasi dan dipindahkan secara tidak sah, serta semua warga sipil Ukraina lainnya yang ditahan secara tidak sah, harus dikembalikan ke Ukraina.
Baca juga: Kemlu RI: Konflik Rusia-Ukraina harus selesai lewat usaha semua pihak
Baca juga: KTT perdamaian Ukraina sahkan deklarasi, Indonesia abstain
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024