Mari kita kembangkan budaya inovasi sejak dini, jangan lagi berinovasi hanya karena diperintah, tetapi inovasi lahir dari kesadaran setiap individu, begitupun anak-anak sekolah sebagai SDM penerus ke depannya

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri Yusharto Huntoyungo mengajak Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Aceh untuk mempercepat pertumbuhan inovasi di wilayah Aceh, dengan fokus pada peningkatan potensi Sumber Daya Manusia (SDM).

Hal itu disampaikan Yusharto dalam kegiatan Workshop dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengukuran Indeks Inovasi Daerah Tahun 2024 di Ruang Aula Prof A. Madjid Ibrahim Lantai 4 Kantor Bappeda Aceh, Selasa.

"Inovasi itu hal yang sederhana, yang pada intinya harus dilihat dari perspektif penerima, jadi ketika masyarakat kita melihat (program kegiatan) itu baru, itulah inovasi. Tidak harus dengan anggaran yang besar apalagi digitalisasi," kata Yusharto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Adapun langkah awal yang bisa dilakukan guna mempercepat pertumbuhan inovasi melalui optimalisasi potensi SDM adalah dengan memperhatikan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat.

Yusharto menggarisbawahi pentingnya jam belajar yang tertib untuk anak usia sekolah.

Dengan jam belajar yang tertib tersebut, anak akan lebih mudah mengembangkan potensi yang dimiliki secara lebih maksimal.

Langkah ini membutuhkan kerja sama banyak pihak, bukan saja dinas pendidikan, tetapi juga dinas kesehatan.

Dinas kesehatan sangat diperlukan untuk menganalisis kemungkinan siswa tertekan secara psikologis pada saat belajar atau mengalami sakit gigi dan beragam kemungkinan lain yang dapat mengganggu proses belajar.

Terkait hal tersebut, Yusharto mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan salah satu organisasi internasional untuk menganalisis hubungan antara kesehatan gigi anak dan ketekunannya dalam belajar.

Hasilnya anak yang mengalami masalah kesehatan gigi cenderung lebih pasif dibanding anak lainnya.

"Maka dari itu dibutuhkan intervensi dinas kesehatan dan dinas pendidikan untuk menjadikan anak lebih tekun setidak-setidaknya satu jam dalam belajar, bagaimana langkah-langkahnya itu yang harus diperhatikan," jelasnya.

Dirinya juga mengungkapkan sudah banyak anak-anak usia sekolah yang mulai menuangkan ide-ide kreatifnya menjadi inovasi yang bermanfaat.

Sebut saja, losion anti-nyamuk dari tumbuh-tumbuhan yang dikembangkan anak sekolah yang patut untuk terus di dukung.

Baca juga: Wapres: Pastikan potensi bonus demografi terkelola dengan baik

Baca juga: Wakil Ketua MPR sebut potensi SDM butuh sistem pendidikan yang tepat

Baca juga: Wapres: Pastikan potensi bonus demografi terkelola dengan baik

"Mari kita kembangkan budaya inovasi sejak dini, jangan lagi berinovasi hanya karena diperintah, tetapi inovasi lahir dari kesadaran setiap individu, begitupun anak-anak sekolah sebagai SDM penerus ke depannya," ujar Yusharto.

Selain itu, Yusharto juga mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh melalui Bappeda Aceh dan lembaga lainnya untuk memperkuat ekosistem inovasi di wilayah Aceh.

Hal itu dibuktikan dengan laporan Indeks Inovasi Daerah (IID) Provinsi Aceh pada tahun 2023 yang mengalami peningkatan baik pada aspek kuantitas maupun kualitas data pendukung inovasi daerah.

Dia menyampaikan dengan peningkatan pelaporan tersebut, Provinsi Aceh memperoleh skor IID sebesar 55,38.

"Ke depan nilai tersebut semoga semakin terus meningkat, sehingga masyarakat Aceh dapat terus merasakan manfaat dari inovasi-inovasi yang dikembangkan," pungkas dia.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024