Yang kami mohonkan adalah BMN 10 unit kapal yang mana kapal-kapal ini adalah satu-satunya yang melayani antar pulau di daerah-daerah tersebut
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengusulkan 10 unit kapal senilai Rp367 miliar agar menjadi Barang Milik Negara (BMN) untuk meningkatkan layanan penyeberangan dan logistik di berbagai rute perintis.
“Yang kami mohonkan adalah BMN sejumlah 10 unit kapal yang mana kapal-kapal ini adalah satu-satunya yang melayani antar pulau di daerah-daerah tersebut,” ucap Ira Puspadewi dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa kapal-kapal tersebut merupakan alat transportasi yang selama ini telah digunakan untuk melayani penumpang maupun mengangkut kendaraan di rute-rute perintis tersebut, namun belum menjadi milik perseroan.
“Ini sejarahnya adalah kapal-kapal ini dimohonkan oleh pemerintah daerah kepada Kemenhub (Kementerian Perhubungan), kemudian kami yang menjadi operator kapal-kapal tersebut,” jelasnya.
Dengan menjadikan kapal-kapal tersebut sebagai BMN, Ira menuturkan bahwa hal tersebut dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui peningkatan konektivitas antarpulau serta pelayanan penyeberangan yang terjadwal.
Baca juga: ASDP terus pacu penerapan digitalisasi layanan tiket di seluruh cabang
Baca juga: ASDP : Mulai awal Juli lima pelabuhan di NTT terapkan tiket daring
Selain itu, upaya tersebut juga dapat memberikan kejelasan status dan menambah aset perseroan, serta meningkatkan operasional dan kinerja keuangan perseroan.
Sementara dari sisi pemerintah, menurutnya upaya tersebut dapat meningkatkan kontribusi kepada negara berupa pajak dan dividen, mengurangi beban pengeluaran keuangan negara untuk biaya pemeliharaan kapal, serta membantu pengembangan ekonomi daerah terpencil.
Sepuluh kapal yang diajukan oleh ASDP untuk menjadi BMN tersebut adalah:
- KMP Takabonerate cabang Selayar rute Bira - Pattumbukang - Kayuadi - Jampea - Bonerate - Kalaotoa.
- KMP Emfote cabang Biak rute Khalkote - Yabaso - Yahim.
- KMP Itaufili cabang Biak rute Khalkhote - Waena - Puay.
- KMP Binar cabang Merauke rute Paumako - Agats - Warse - Ayam - Ketaw - Yulfri - Komor.
- KMP Sultan Murhum II cabang Bau-Bau rute Kamaru - Kaledupa - Tomia - Binongko.
- KMP Bahtera Nusantara 01 cabang Batam rute Tanjung Uban - Matak - Midai - Penagi - Subi - Serasan - Sintete.
- KMP Tirus Meranti cabang Batam rute Alai Insit - Pecah Buyung dan Alai Insit - Duma.
- KMP Bahtera Nusantara 03 cabang Batam rute Tanjung Uban - Tambelan - Sintete.
- KMP Puteri Leanpuri cabang Bangka rute Tanjung Nyato - Tanjung Ru.
- KMP Kaldera Toba cabang Danau Toba rute Balige - Onanrunggu - Muara.
“Kami saat ini melayani lebih dari 300 lintasan dengan 226 armada. Jadi, kalau jumlah lintasannya, ini karena memang Indonesia adalah archipelago (negara kepulauan) terbesar, kami tuh melintasi lintasan paling banyak di dunia untuk penyeberangan,” ujar Ira.
Baca juga: ASDP Batulicin hentikan sementara KMP Bamega rute Pulau Sebuku
Baca juga: ASDP percepat pembangunan infrastruktur di Pelabuhan Merak
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024