Jakarta (ANTARA) - YouTube menambahkan fitur baru yang memungkinkan pengguna meminta penghapusan konten ciptaan kecerdasan buatan (AI) yang menirukan wajah dan suara mereka.
Dilansir dari Engadget pada Senin, YouTube akan mempertimbangkan beberapa faktor saat meninjau konten yang mendapat permintaan penghapusan. Peninjauan ini termasuk mempertimbangkan apakah konten yang dilaporkan merupakan parodi atau sindiran.
Pertimbangan lainnya adalah apakah konten tersebut berkaitan dengan figur publik atau orang-orang terkenal yang terlibat dalam perilaku sensitif seperti kejahatan, kekerasan, dan mempromosikan produk atau kandidat politik.
Baca juga: YouTube hadirkan "Jump Ahead" hingga PiP untuk pelanggan Premium
Apabila ditemukan indikasi pelanggaran, YouTube akan mengkategorikan konten tersebut telah melanggar ketentuan privasi YouTube.
Untuk menindaklanjuti laporan terhadap konten yang diduga meniru seseorang, YouTube membutuhkan laporan dari pihak yang merasa ditiru. Adapun pengecualian berlaku apabila konten tersebut meniru anak di bawah umur, orang yang tidak memiliki akses ke komputer, atau orang yang sudah meninggal.
YouTube akan memberikan tenggat waktu 48 jam kepada kreator yang dilaporkan untuk menghapus konten terkait. Jika konten tersebut dihapus selama jangka waktu tersebut, kasus dianggap selesai. Sedangkan apabila tidak dihapus, YouTube akan meninjau kembali laporan tersebut.
Baca juga: YouTube negosiasi lisensi lagu dengan label rekaman untuk melatih AI
Adapun penghapusan yang dimaksud berarti menghapus sepenuhnya hal-hal yang berkaitan dengan pelapor, termasuk nama serta informasi pribadi individu tersebut dari judul, deskripsi, dan tag.
Tindakan lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengaburkan wajah yang diduga mirip pelapor. Kebijakan tersebut juga menjelaskan bahwa membuat aksesibilitas konten menjadi pribadi tidak diperbolehkan karena hal tersebut akan memungkinkan pengunggah kembali membuka aksesnya kepada publik di kemudian hari.
Pihak YouTube tidak mengumumkan peluncuran fitur ini secara terbuka, tetapi mereka pernah mengisyaratkan soal kebijakan terkait video yang dihasilkan oleh AI pada awal tahun ini.
Baca juga: YouTube tes fitur ringkasan live chat, kode QR channel & efek Shorts
Baca juga: Youtube kenalkan Notes untuk tambahkan informasi konteks video
Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024