Dalam anggaran kami menguraikan komitmen terhadap ekonomi hijau dalam tiga bagian terpenting anggaran, yaitu pendapatan, belanja dan pembiayaan
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan Pemerintah Indonesia berkomitmen dalam penanganan isu perubahan iklim melalui pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dengan prinsip transisi yang adil dan terjangkau.

“Dalam anggaran kami menguraikan komitmen terhadap ekonomi hijau dalam tiga bagian terpenting anggaran, yaitu pendapatan, belanja dan pembiayaan,” kata Suahasil pada Acara Peluncuran Laporan Perdagangan dan Investasi Berkelanjutan Indonesia oleh Decarbonization for Development Lab CSIS Indonesia, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Wamenkeu menjelaskan sisi pendapatan APBN tidak hanya terkait dengan mengumpulkan penerimaan negara yang akan digunakan sebagai belanja, termasuk untuk mendukung ekonomi hijau, tetapi juga digunakan untuk memberikan insentif dan disinsentif bagi aktivitas ekonomi.

Insentif dan disinsentif itu juga mencakup penanganan perubahan iklim dan penurunan emisi karbon.

Berbagai insentif sudah diberikan Pemerintah seperti insentif pajak untuk kendaraan listrik, pembebasan bea masuk investasi energi terbarukan, dan insentif untuk teknologi ramah lingkungan lainnya.

Baca juga: Wamenkeu: Pertumbuhan ekonomi 5,11 persen jadi basis yang baik

Baca juga: Wamenkeu minta pemda perhatikan sinkronisasi dalam penyusunan APBD


Dari sisi belanja, komitmen ditunjukkan dengan alokasi belanja perubahan iklim. Sejak 2016, Pemerintah mengeluarkan kebijakan Climate Budget Tagging yang didasarkan pada kesadaran atas kebutuhan anggaran dalam penanganan iklim.

Sementara pada sisi pembiayaan, Indonesia aktif mengembangkan instrumen pembiayaan yang mendukung ekonomi hijau seperti Green Sukuk, SDGc Bond, dan Blue Bond. Indonesia menjadi pionir yang mengkombinasikan pembiayaan hijau dan sukuk.

Selain melalui APBN, lanjut Wamenkeu, Indonesia juga membangun platform untuk menarik dan mengelola dana sektor swasta.

Hal ini diantaranya dengan program Energy Transition Mechanism dan inisiatif Just Energy Transition untuk menciptakan ekosistem yang mendukung transisi energi dan pengurangan emisi karbon.

“Kita perlu untuk mewujudkan ekonomi hijau dan keberlanjutan. Kita wujudkan untuk menuju ke transisi. Ini bukan sesuatu yang tercapai dalam waktu singkat,” ujar dia.

Baca juga: Wamenkeu: Fundamental ekonomi RI kuat untuk tahan pelemahan rupiah

Baca juga: Wamenkeu lakukan pertemuan dengan investor SUN di Eropa


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024