Mungkin pertumbuhannya jauh lebih besar dari peti kemas karena peti kemas itu biasanya yang dikemas adalah barang-barang yang 'high profile product'
Jakarta (ANTARA) - PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) menyatakan bisnis pelabuhan non peti kemas potensial untuk dikembangkan di Indonesia, mengingat bisnis logistik ini lebih ekonomis dibandingkan peti kemas biasa, serta adanya prospek permintaan kargo curah kering dan cair yang cukup tinggi.
 
"Mungkin pertumbuhannya jauh lebih besar dari peti kemas karena peti kemas itu biasanya yang dikemas adalah barang-barang yang high profile product, posisinya kalau tidak di peti kemas ada risiko terjadi hilang," ujar Direktur Utama SPMT Ary Henryanto dalam acara Anugerah Jurnalistik SPMT Group 2024 di Jakarta, Selasa.
 
Dirinya menjelaskan prospek pengembangan usaha ini datang dari geografi Indonesia yang cukup luas, sehingga membutuhkan pasokan distribusi yang optimal, seperti halnya curah kering mulai dari bahan pangan hingga pakan ternak.
 
Selain itu ia menilai, angkutan laut menjadi moda pengangkut kargo yang efisien, dengan nilai efisiensi 11 persen lebih tinggi dibanding kereta, serta 51 persen dibanding moda transportasi darat melalui pengiriman truk.
 
"Mau tidak mau kita menghadapi situasi ke depan negara kita, kebutuhan untuk servis non peti kemas jauh lebih besar," ujarnya.

Baca juga: SPMT komitmen optimalisasi dan perkuat pelayanan kepelabuhan

Baca juga: SPMT: "Port stay" Terminal Jamrud Surabaya turun setelah transformasi
 
Lebih lanjut, menurut dia, guna memaksimalkan prospek bisnis pelabuhan non peti kemas di tanah air, pihaknya telah menetapkan peta jalan (roadmap), mulai dari transformasi terminal nonpeti kemas melalui standardisasi dan sistematis layanan operasional, peningkatan kapasitas, pemetaan peluang, layanan dan operasi yang terintegrasi, memperkuat bisnis melalui interkoneksi terminal, serta kolaborasi dengan pemilik kargo yang terlibat dalam rantai ekosistem logistik.
 
Di sisi lain Guru Besar Bidang Risiko Logistik Maritim Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Saut Gurning menyampaikan prospek pasar non peti kemas secara global dan nasional banyak diminati oleh proses distribusi food atau makanan, feed atau pakan dan fuel atau bahan bakar (3F).
 
Prospek ekspansi bisnis ini dapat dilihat melalui peningkatan konsumsi minyak global yang mencapai rekor baru 102,9 juta barel per hari pada 2024, serta adanya proyeksi peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) global menjadi 3,2 persen pada 2025, sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat.
 
Adapun secara volume pelabuhan non peti kemas, diperkirakan mengambil peran sekitar 90 persen dibanding terminal kontainer.
 
"Jadi saya kira ke depan pemerintah harus mulai memperhatikan hal ini," katanya.
 
Dalam acara Anugerah Jurnalistik SPMT Group 2024, pihak SPMT memberikan penghargaan kepada 5 karya artikel jurnalistik terbaik, serta 5 karya foto jurnalistik terbaik.

Harapannya melalui kegiatan ini bisa meningkatkan kolaborasi antara pemangku kepentingan di kepelabuhanan non peti kemas dengan media, sehingga bisa meningkatkan penyebaran informasi perusahaan plat merah ini terhadap calon pelanggan
 
"Harapannya dengan 'event' seperti ini SPMT lebih banyak dikenali oleh masyarakat luas, karena kita bagian bagian dari Pelindo. dimana Pelindo itu adalah merupakan bagian terpenting dari proses logistik nasional," kata Dirut SPMT.
 
Sebelumnya PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) subholding dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) berkomitmen melakukan optimalisasi biaya logistik dan memperkuat pelayanan kepelabuhanan, sehingga lebih efektif dan efisien.
 
"SPMT, subholding dari PT Pelabuhan Indonesia yang mengelola segmen terminal non peti kemas, terus berkomitmen dalam memberikan pelayanan kepelabuhanan terbaik kepada pengguna jasa," kata Direktur Strategi dan Komersial SPMT Rizki Kurniawan dalam keterangan di Jakarta, Senin (1/7).

Baca juga: Pelindo Tanjung Emas: PTOS-M tingkatkan produktivitas bongkar muat

Baca juga: Terminal curah cair Pelabuhan Bumiharjo Kumai terima penetapan Kemhub

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024