Bekasi (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengapresiasi jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta Bawaslu yang tengah melaksanakan pencocokan dan penelitian data pemilih Pilkada 2024.

Hal itu disampaikan Hasto saat menerima petugas pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) Kota Bekasi di kediamannya, Villa Taman Kartini, Kota Bekasi, Selasa.

"Kami bersama Pantarlih dan KPU akan melakukan coklit, pak. Tujuannya untuk memastikan kesesuaian data pemilih yang DP4 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan fakta empiris di lapangan. Kalau sesuai kami akan mencatatnya juga sesuai pak. Tujuan utamanya kami melindungi hak pilih," kata Ketua divisi data dan informasi pada KPU Provinsi Jawa Barat Ahmad Nur Hidayat di Bekasi, Selasa.

Kehadiran petugas dalam rangka verifikasi faktual data pemilih ini kerap disebut coklit pemilu atau pencocokan dan penelitian dalam pelaksanaan pemilihan umum.

Ahmad hadir bersama anggota KPUD Kota Bekasi Afif Fauzi, perwakilan Bawaslu Kota Bekasi, petugas Pantarlih M. Parouk Ridwan serta Ketua RW Guntur Kiama Putra, dan Ketua RT Alfian dipersilahkan Hasto dan istri untuk memasuki rumahnya.

Membuka perbincangan, Hasto menceritakan Ketua RW setempat bernama Guntur yang menginformasikan akan ada pencocokan untuk data pemilih.

"Ya udah, monggo kapan? Kebetulan saat ini saya baru lembur-lembur. Maka mohon maaf pagi-pagi, karena Kamis tanggal 4 Juli nanti saya akan ujian seminar hasil doktoral saya yang kedua. Pengujinya sangat kritis soalnya. Maka saya review terus," ucapnya sambil tertawa.

Lalu dia mengatakan bahwa kegiatan coklit ini merupakan hal baik juga mendapat perhatian dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Jadi ini satu hal yang baik. Dari Ibu Mega kan selaku mengirimkan pesan kepada kami seluruh kader PDIP untuk mendukung seluruh tahapan pemilu, khususnya yang berkaitan dengan data pemilih. Karena apa pun hak konstitusional warga untuk memilih itu dijamin Konstitusi," ungkap pria asal Yogyakarta itu.


Dia pun sempat mengulas soal kisruh daftar pemilih tetap (dpt) yang terjadi pada Pemilu 2009.

"Saya inisiator hak angket ketika menjadi anggota DPR, terkait dengan persiapan dpt. Karena ini bukan masalah teknis, dpt bukan masalah teknis tapi ini ideologis. Tiap warga negara punya hak pilihnya itu harus dijamin oleh konstitusi. Agar bisa menggunakan haknya dalam memilih. Maka kami berjuang habis habisan," jelas Hasto.

Dialog terkait pencocokan dan penelitian itu dilakukan sekitar 30 menit. Setelah pantarlih memberikan tanda bukti terdaftar kepada pemilih kepada Hasto.

Selanjutnya, petugas menempelkan stiker di depan rumah Hasto. Sambil tersenyum, Hasto mengajak pantarlih untuk bersalaman. Selanjutnya Hasto dan seluruh keluarga didampingi Ketua RW dan Ketua RT setempat mempersilahkan semua yang hadir untuk sarapan pagi dengan menu soto ayam dan diakhiri dengan foto bersama.

Usai pertemuan, kepada pers yang hadir, Hasto mengatakan coklit ini sangat diperlukan dalam mewujudkan pemilu yang demokratis. "Dengan pendataan pemilih secara langsung merupakan jalan untuk melindungi hak konstitusional warga negara yang memenuhi syarat merupakan hal yang sangat baik. Kami beri dukungan sepenuhnya mengapresiasi seluruh kerja KPU dan Bawaslu," ujar Hasto.

Baca juga: KPU: Batas usia calon kepala daerah dihitung pada 1 Januari 2025

Baca juga: Mendagri instruksikan pemda fasilitasi KPU-Bawaslu di Pilkada 2024

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024