Jakarta (ANTARA) - Dalam upaya penanggulangan dislipidemia atau kondisi ketidakseimbangan kadar lemak dalam darah, seperti kolesterol dan trigliserida, diperlukan inovasi obat untuk menekan kolesterol tinggi dengan terapi statin yang mengombinasikan zat aktif statin intensitas tinggi seperti rosuvastatin dengan zat aktif ezetimibe.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Vireza Pratama, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FSCAI mengatakan pengelolaan dislipidemia merupakan investasi kesehatan bagi orang dewasa dan lanjut usia karena dapat mencegah berbagai penyakit kardiovaskular yang berisiko tinggi.

“Salah satu tantangan penanganan dislipidemia adalah kurangnya pemahaman tentang manfaat pengelolaan dislipidemia, terutama penggunaan obat penurun kolesterol dan kerugian ekonomi akibat penyakit kardiovaskular hingga kematian yang timbul apabila orang terdekat tidak mendapatkan pengobatan yang memadai. Pengelolaan dislipidemia merupakan investasi kesehatan bagi orang dewasa dan lanjut usia karena dapat mencegah berbagai penyakit kardiovaskular yang berisiko tinggi,” katanya dalam keterangan pers yang diterima, Selasa.

Baca juga: Segera minum simvastatin usai makan tinggi lemak, bijakkah?

Pada penelitian global membuktikan bahwa penurunan kolesterol LDL dapat menurunkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular. Penurunan kadar LDL yang ditargetkan adalah kurang dari 55 mg/dL pada pasien dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular. Sayangnya, Studi DYSIS II mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan yaitu hanya 31 persen pasien di Asia yang mencapai target LDL di bawah 70 mg/dL.

Ketua PERKI Terpilih Periode 2025 Dr. dr. Ade Median Ambari, SpJP(K), FIHA mengatakan terapi kombinasi dengan rosuvastatin dan ezetimibe, akan menurunkan kadar LDL yang lebih banyak daripada monoterapi statin saja sehingga proporsi pasien yang mencapai target LDL-C pun lebih besar.
“Patut diingat juga bahwa terapi kombinasi dengan rosuvastatin dan ezetimibe umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Manfaat terapi kombinasi ini juga dapat membantu meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat karena lebih praktis,” papar dr. Ade Meidian.

Baca juga: UGM kembangkan obat alami penurun kolesterol

Oleh karena itu, Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usahanya yaitu PT Kalventis Sinergi Farma (Kalventis) meluncurkan obat dislipidemia sediaan fixed-dose combinations yang mengandung zat aktif rosuvastatin dan ezetimibe berukuran kecil agar pasien bisa menjalani hidup lebih optimal.

“Sebagai perusahaan farmasi, Kalventis berkomitmen untuk menyediakan terapi berkualitas tinggi. Selain itu, kami pun berinovasi dengan menyediakan obat dislipidemia yang praktis dan berukuran kecil. Keunggulan ini, kami harapkan mampu meningkatkan tingkat kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi sehingga pasien penyandang kolesterol bisa menjalani hidup dengan optimal,” papar Ridwan Ong, Presiden Direktur Kalventis.

Baca juga: Obat penurun kolesterol harus diminum seumur hidup?

Kombinasi rosuvastatin dan ezetimibe dapat menurunkan kadar LDL hingga 65 persen. Hasil ini lebih memuaskan dibandingkan monoterapi statin intensitas tinggi yang hanya dapat menurunkan sekitar 50 persen.

Ridwan berharap dengan kolaborasi Perki dan Kalventis dapat memberi pengetahuan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya tata kelola dislipidemia yang efektif.

Baca juga: Obat statin sebaiknya tidak diberikan untuk anak

Baca juga: Keuntungan konsumsi bawang merah mentah

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024