Jakarta (ANTARA) - Dalam upaya penanggulangan dislipidemia atau kondisi ketidakseimbangan kadar lemak dalam darah, seperti kolesterol dan trigliserida, diperlukan inovasi obat untuk menekan kolesterol tinggi dengan terapi statin yang mengombinasikan zat aktif statin intensitas tinggi seperti rosuvastatin dengan zat aktif ezetimibe.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Vireza Pratama, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FSCAI mengatakan pengelolaan dislipidemia merupakan investasi kesehatan bagi orang dewasa dan lanjut usia karena dapat mencegah berbagai penyakit kardiovaskular yang berisiko tinggi.
Baca juga: Segera minum simvastatin usai makan tinggi lemak, bijakkah?
Pada penelitian global membuktikan bahwa penurunan kolesterol LDL dapat menurunkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular. Penurunan kadar LDL yang ditargetkan adalah kurang dari 55 mg/dL pada pasien dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular. Sayangnya, Studi DYSIS II mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan yaitu hanya 31 persen pasien di Asia yang mencapai target LDL di bawah 70 mg/dL.
Baca juga: UGM kembangkan obat alami penurun kolesterol
Oleh karena itu, Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usahanya yaitu PT Kalventis Sinergi Farma (Kalventis) meluncurkan obat dislipidemia sediaan fixed-dose combinations yang mengandung zat aktif rosuvastatin dan ezetimibe berukuran kecil agar pasien bisa menjalani hidup lebih optimal.
Baca juga: Obat penurun kolesterol harus diminum seumur hidup?
Kombinasi rosuvastatin dan ezetimibe dapat menurunkan kadar LDL hingga 65 persen. Hasil ini lebih memuaskan dibandingkan monoterapi statin intensitas tinggi yang hanya dapat menurunkan sekitar 50 persen.
Baca juga: Obat statin sebaiknya tidak diberikan untuk anak
Baca juga: Keuntungan konsumsi bawang merah mentah
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024