Jakarta (ANTARA News) - Polda Metro Jaya menggelar simulasi pengamanan pemilu di depan kantor Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu), JalanMH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat.
Berikut kronologinya:simulasi ini dilakukan secara bertahap mulai dari skenario aman di mana lalu lintas tetap berjalan, disusul massa yangmasuk atau mendatangi Gedung Bawaslu.
Proses selanjutnya adalah negosiator yang berusaha bernegosiasi dengan pendemo, namun cara ini tak berhasil. Saat itulah massa mulai melakukan tindakan anarkis.
Massa meneriakkan yel-yel "buka pintunya". Mereka meminta bawaslu untuk menindak partai yang melanggar jadwal kampanye, serta partai yang menggunakan fasilitas negara dalam berkampanye.Setelah meneriakkan yel-yel, mereka membakar ban, melempar botol berisi air dan potongan batang pisang berukuran kecil.
Barisan polisi terus berusaha membubarkan massa yang semakin anarkis, yang terus melemparkan benda-benda dan melontarkan kata-kata berupa makian.
Puncak dari keanarkisan ini adalah pukul 09.00 WIB saat polisi harus melepaskan water canon dan gas air mata ketika semua peringatan tidak diindahkan. Usaha ini membuat massa tercerai-berai sesaat, namun mereka kembali berkumpul. Mereka berupaya melakukan perusakan terhadap fasilitas-fasilitas yang digunakan polisi.
Upaya polisi membuahkan hasil pada pukul 09.10 WIB saat massa telah tercerai-berai dan aksi anarkis telah dibubarkan.
Selanjutnya, tiga orang bersenjata api berupaya menyusup ke dalam kantor Bawaslu, mereka menyandera Ketua dan Sekjen Bawaslu yang sedang melakukan rapat di lantai 3 kantor ini.
Penyanderaan ini ditangani oleh Unit One Terror. Setelah berhasil mengamankan Ketua dan Sekjen Bawaslu, polisi membawa mereka ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.
Dalam simulasi ini pihak kepolisian juga berhasil mengamankan sebuah kantong yang berisi bom dengan daya ledak rendah (low explosion) di lobby kantor Bawaslu, dan meledakkannya di jalan di depan kantor Bawaslu yang telah dikosongkan.
Simulasi ini berakhir pukul 09.40 WIB dan arus lalu lintas kembali dibuka.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014