Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) akan adanya potensi dampak hujan dan angin kencang hingga 6 Juli mendatang.
"Waspada potensi dampak hujan dan angin kencang yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek di Kupang, Selasa.
Ia menyampaikan hal itu disebabkan adanya sirkulasi siklonik di bagian Utara sehingga mempengaruhi wilayah NTT bagian Utara juga.
Selain itu ada juga penggabungan gangguan atmosfer seperti MJO, gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby yang menyebabkan wilayah NTT berpotensi terjadi hujan ringan-lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.
Dengan peringatan dini yang telah dikeluarkan tersebut, BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada dengan kejadian bencana yang dapat merugikan masyarakat.
Sti mengingatkan secara khusus bagi warga yang bermukim di daerah topografi curam, bergunung, atau tebing untuk waspada akan potensi longsor dan banjir bandang pada saat terjadi hujan dengan durasi yang panjang.
Baca juga: BMKG peringatkan potensi hujan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia
Apabila intensitas hujan terjadi dengan durasi panjang dan jarak pandang berkurang, ia mengimbau masyarakat untuk melakukan evakuasi mandiri dengan cepat.
"Waspadai pohon tumbang dan jalanan yang licin, hati-hati dalam berkendara," ucapnya mengingatkan.
Meski adanya peringatan dini hujan dan angin kencang, Sti menyebut secara umum sebagian besar wilayah NTT telah memasuki musim kemarau.
Pada musim ini, pertumbuhan awan mulai menurun dan angin Monsoon Timur sudah mulai aktif.
Oleh karena itu BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi angin kencang yang sifatnya kering di musim kemarau.
"Karena berpotensi menyebabkan meluasnya kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT," ujar dia.
Sementara itu untuk wilayah perairan, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Yandri Tungga mengingatkan pelaku jasa pelayaran untuk berhati-hati karena dampak dari gelombang dan arus kencang untuk wilayah Selat Sape dalam beberapa hari ke depan.
Ia mengatakan potensi angin kencang berpeluang menyebabkan tinggi gelombang bisa mencapai dua meter.
Jika keadaan cuaca pada saat akan melaut dirasa kurang bersahabat, Yandri mengimbau agar masyarakat maupun nelayan tidak melaut untuk sementara waktu.
"Sedangkan bagi kapal-kapal yang sedang beroperasi adalah pantau terus informasi cuaca maritim Stasiun Meteorologi Maritim Tenau," kata dia berpesan.
Baca juga: Selasa, Jakarta Timur dan Selatan diprediksi hujan ringan siang hari
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024