Jakarta (ANTARA News) - Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat Ali Masykur Musa menilai Indonesia masih berada dalam jalur proses pematangan demokrasi, yang dapat terlihat pada masa transisi yang sedang berlangsung saat ini sebagian komponen bangsa masih mempertontonkan perilaku yang tidak sejalan dengan nafas demokrasi.

"Masih adanya gesekan antar etnis, perilaku politik yang semakin transaksional adalah beberapa tanda belum matangnya reformasi demokrasi kita," ujar Cak Ali, panggilan akrabnya, dalam keterangan tertulisnya, Kamis.

Menurut tokoh muda NU ini, belum matangnya demokrasi disebabkan oleh reformasi politik dan pertumbuhan ekonomi yang begitu cepat tidak diimbangi dengan pemerataan kesejahteraan dan penegakan hukum.

Akibatnya, korupsi menjadi sikap yang mewabah di Indonesia, terbukti 311 Kepala Daerah berurusan dengan Aparat Penegak hukum.

"Untuk mewujudkan demokrasi yang beradab dan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, maka prinsip equality before the law dan penegakan hukum tanpa pandang bulu harus dilaksanakan. Dengan cara begitu pembangunan ekonomi yang berkeadilan dalam sistem politik berkeadaban dapat diwujudkan," tegasnya.

Oleh karena itu, Cak Ali mengutarakan salah satu visi yang diusung jika ditakdirkan menjadi Presiden nantinya adalah kembali menghidupkan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) untuk mematangkan proses demokrasi.

"Bangsa ini dibangun atas dasar prinsip persaudaraan. Oleh karena itu, semua komponen bangsa harus memiliki kesatuan agenda dan aksi. Konsolidasi regulasi itu bisa berjalan jika GBHN dihidupkan lagi. Itu adalah cita cita saya jika menjadi Presiden Indonesia," katanya.

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014