New York (ANTARA News) - Regulator keuangan negara bagian New York telah meminta dokumen-dokumen dari 12 bank lebih dalam penyelidikan terbaru soal manipulasi pasar valuta asing.
Benjamin Lawsky, pengawas Jasa Keuangan New York, antara lain meminta dokumen-dokumen dari Goldman Sachs, Deutsche Bank, Barclays, Lloyds, RBS dan Standard Charter.
Pihak berwenang di Amerika Serikat, Inggris, Swiss, Hong Kong dan Singapura telah membuka penyelidikan tentang apakah bank-bank besar itu memanipulasi valuta asing.
Para penyidik menduga bahwa pedagang-pedagang dari bank yang berbeda mungkin telah menggunakan ruang mengobrol (chat rooms) untuk berbagi informasi tentang perdagangan dengan cara yang menguntungkan posisi mereka.
"Ini telah menjadi jelas bahwa beberapa aktivitas terjadi di New York," kata sumber, yang berbicara tanpa disebutkan namanya, Rabu, seperti dilaporkan AFP.
Kepala Otoritas Perilaku Keuangan (FCA) Inggris mengatakan kepada panel parlemen pada Selasa bahwa tuduhan itu sebanding dengan kasus kecurangan Libor, suku bunga acuan antarbank London yang menjadi jangkar transaksi keuangan di seluruh dunia.
Beberapa bank telah setuju untuk membayar miliaran dolar untuk menyelesaikan tuntutan dalam skandal itu.
HSBC dan Citigroup berada di antara bank-bank besar yang telah memberhentikan para pedagangnya segera setelah penyelidikan tentang manipulasi pasar valuta asing.
Deustche Bank memecat tiga pedagang valuta asingnya di New York, New York Times melaporkan Rabu.
(A026)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014