Tingkat ketimpangan yang diukur menggunakan rasio gini pada Maret 2024 sebesar 0,379 atau menurun dibandingkan Maret tahun sebelumnya
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk di Indonesia pada Maret 2024, yang tercermin pada rasio gini sebesar 0,379 dari sebelumnya 0,388 pada Maret tahun lalu.

“Tingkat ketimpangan yang diukur menggunakan rasio gini pada Maret 2024 sebesar 0,379 atau menurun dibandingkan Maret tahun sebelumnya,” kata Plt Sekretaris Utama BPS Imam Machdi di Jakarta, Senin.

Rasio gini di Indonesia sempat mengalami fluktuasi akibat pandemi COVID-19 dan menyentuh angka tertinggi 0,388 pada Maret 2023. Penurunan rasio gini pada Maret 2024 merupakan yang terendah sepanjang September 2017-Maret 2024, mengindikasikan pengeluaran penduduk Indonesia bergerak membaik.

Adapun dalam 10 tahun terakhir, tingkat ketimpangan di Indonesia menurun sekitar 0,027 poin.

Jika dilihat berdasarkan daerah, rasio gini di perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan. Rasio gini di perkotaan mencapai 0,399 atau turun 0,01 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara rasio gini di perdesaan tercatat sebesar 0,306, turun 0,007 poin dari tahun sebelumnya.

Bila ditinjau berdasarkan provinsi, rasio gini tertinggi tercatat di Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu sebesar 0,435. Sementara itu, provinsi dengan rasio gini terendah tercatat di Kepulauan Bangka Belitung, yaitu sebesar 0,244.

Jika dibandingkan dengan rasio gini nasional yang sebesar 0,379; terdapat tujuh provinsi dengan angka rasio gini yang lebih tinggi, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta (0,435), DKI Jakarta (0,423), Jawa Barat (0,421), Gorontalo (0,414), Papua Selatan (0,404), Papua Barat (0,389), dan Papua Tengah (0,381).

Selain rasio gini, ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran Bank Dunia.

Berdasarkan ukuran ini, pada Maret 2024, persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 18,40 persen. Kondisi ini meningkat 0,36 persen poin dibandingkan kondisi Maret 2023 yang sebesar 18,04 persen.

Jika dilihat berdasarkan daerah, pada Maret 2024 persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perkotaan adalah sebesar 17,41 persen, meningkat 0,42 persen poin dibandingkan angka Maret 2023.

Sedangkan persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perdesaan pada Maret 2024 tercatat sebesar 21,39 persen, meningkat 0,21 persen poin dibanding kondisi Maret 2023 yang sebesar 21,18 persen.

Baca juga: BPS catat tingkat ketimpangan Maret 2023 naik menjadi 0,388
Baca juga: BPS catat penduduk miskin turun jadi 9,03 persen pada Maret 2024
Baca juga: BPS: Ekonomi RI alami deflasi 0,08 persen pada Juni 2024


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024