Mataram (ANTARA) - Ketua Relawan Pro-Jokowi (Projo) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Imam Sofian memasang badan terkait adanya sejumlah pihak yang meminta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mundur dari jabatannya sebagai imbas serangan siber yang menyasar Pusat Data Nasional Sementara (PDVS).

"Kami pasang badan kepada Budi Arie yang juga Ketua Umum Projo," ujarnya di Mataram, Minggu.

Baca juga: Menkominfo ungkap modus baru judi online dengan deposit pulsa

Imam menduga ada motif lain di balik hembusan desakan kepada Budi Arie untuk mundur, sebab saat ini Menkominfo Budi Arie tengah sangat getol memberantas judi online.

Imam meyakini ada pihak-pihak yang merasa terusik lantaran sikap tegas melawan judi online yang ditunjukkan Budi Arie.

"Serangan siber ini kan momennya bersamaan dengan operasi memberantas judi online yang saat ini tengah fokus dilakukan Kemenkominfo di bawah kendali Budi Arie. Sepertinya ada pihak yang merasa kepentingannya diganggu makanya muncul serangan siber kemudian desakan mundur," ujarnya.

Projo NTB, kata Imam, akan pasang badan membela Budi Arie, bahkan pihaknya juga mendorong agar Budi Arie makin gencar memberantas judi online.

Baca juga: Menkominfo sebut penyerang PDN minta tebusan 8 juta dolar AS

Selain itu, Imam juga meyakini Budi Arie memiliki mental kesatria, sehingga Menkominfo ini tidak akan surut dengan 'goyangan-goyangan' seperti ini.

"Saya kenal betul sama beliau (Budi Aried). Ini hal-hal yang masih dalam batas kendali. Dan saya tahu, Budi Arie enggak akan mungkin meninggalkan medan perang ini. Malah sebaliknya, hati-hati," bebernya.

Selain itu, Imam juga berpandangan bahwa isu serangan siber ini juga digunakan oleh pihak-pihak yang belum menerima kekalahan pada pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Baca juga: Menkominfo: Pemerintah tidak akan penuhi tuntutan penyerang PDNS 2

Sebab, menurut dia, dalam perhelatan pilpres 2024, Budi Arie selaku Ketua Projo mempunyai peran vital menggalang dukungan untuk Prabowo-Gibran.

"Pasti (ada hubungan dengan pilpres), masih ada barisan sakit hati, mereka juga ikut memainkan isu ini. Publik sudah cerdas, sudah bisa membaca lebih dalam terkait apa yang terjadi," ujarnya.

Imam tak menampik bahwa ketahanan siber Indonesia memang harus terus diperbaiki dari waktu ke waktu, meskipun adaptif terhadap perkembangan zaman.

"Salah satu yang perlu ya dukungan anggaran, ini bisa meningkatkan kualitas sumber daya," terangnya.

Untuk itu ia mengajak seluruh pihak untuk mulai peduli kepada keamanan siber. Menurut dia, menjaga keamanan siber adalah tugas kolektif.

Baca juga: Menkominfo sebut tak ada indikasi kebocoran data imbas gangguan PDNS 2
Baca juga: Menkominfo jelaskan kronologi serangan siber PDNS 2

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024