Jakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan perbedaan musim hujan 2013 dengan tahun ini, terletak pada curah, intensitas, dan penyebarannya.

"Dari sisi curah hujan lebih besar tahun lalu yakni mencapai 194--200 milimeter, yakni sangat deras, namun intensitasnya tidak begitu sering, serta penyebarannya tidak merata," kata Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik BMKG Kukuh Ribudiyanto dihubungi dari Jakarta, Rabu.

Kukuh mengatakan musim hujan tahun ini cenderung statis di level 50--100 milimeter (cukup deras), namun intensitasnya jauh lebih sering dan tersebar merata, khususnya di Ibukota DKI Jakarta dan sekitarnya.

"Akibatnya dampak terhadap lingkungan tentu berbeda dengan tahun lalu," ujar Kukuh.

Kukuh mengatakan hujan yang terjadi terus menerus sejak akhir 2013 hingga awal tahun ini merupakan hal yang wajar, sebab musim penghujan memang terjadi di pada bulan Desember, Januari, dan Februari.

Banjir yang lebih lama tahun ini, menurut dia disebabkan intensitas hujan yang lebih sering.

"Kalau tahun lalu hujannya sangat deras 194--200 milimeter, tetapi sesekali saja. Kalau sekarang hujan cukup deras dan sering, hampir setiap malam. Tapi semua normal dalam arti terjadi di musim hujan Desember, Januari, dan Februari," ujar dia.

Kukuh mengatakan bahwa berdasarkan pantauan BMKG hujan Desember hingga Februari ini terjadi di daerah-daerah antara lain Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Papua Selatan.

Puncak hujan lebat diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Februari 2014.

"Intinya ini bukan anomali, tetapi normal di musim hujan. Tetap harus waspada, khususnya untuk Jabodetabek, karena masih ada puncak musim hujan di pertengahan Februari," kata Kukuh.

BMKG memprediksi bahwa pada akhir Februari hingga pertengahan Maret diprediksi masih akan turun hujan di sejumlah wilayah di Indonesia, namun intensitasnya cenderung ringan karena merupakan hujan lokal biasa.

"Pada Februari hingga Maret itu biasanya disertai angin, tetapi sejauh ini belum ada perkiraan angin kencang di Indonesia," kata dia.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014