Mereka tertarik gudeg karena bisa menjadi salah satu makanan untuk jamaah haji dan umrah
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta berencana mengekspor gudeg dalam kemasan ke Arab Saudi sebagai salah satu menu makanan untuk jamaah haji dan umrah selama menunaikan ibadah di Tanah Suci.

Kepala Disperindag DIY Syam Arjayanti di Yogyakarta, Minggu, menyebut keinginan untuk mendatangkan gudeg kemasan dari Indonesia sudah pernah disampaikan oleh para pembeli asal Arab Saudi.

"Mereka tertarik gudeg karena bisa menjadi salah satu makanan untuk jamaah haji dan umrah. 'Kan luar biasa pasarnya," kata Syam.

Menurut Syam, untuk rencana ekspor tersebut Disperindag DIY bakal menggandeng asosiasi gudeg di Yogyakarta karena salah satunya berkaitan pemenuhan sertifikasi untuk ekspor makanan ke Arab Saudi.

Untuk dapat menjadi komoditas ekspor, gudeg kemasan juga diharuskan memiliki ketahanan minimal 1 hingga 1,5 tahun.

"Dari Arab itu ada beberapa sertifikasi yang itu harus diurus. Nah ini baru berproses," kata dia.

Selain itu, kerja sama antarpedagang gudeg juga diperlukan manakala muncul permintaan dalam skala besar, khususnya untuk haji dan umrah sesuai kuantitas dan kualitas yang diinginkan.

Pasalnya, Syam memperkirakan jumlah kebutuhan gudeg saat musim haji bakal meningkat tajam mengingat jumlah jamaah haji dari Indonesia sangat besar.

"Seberapa kuat kita (memenuhi permintaan) gitu kan. Kalau kita bicara haji saja, sudah berapa gitu haji Indonesia itu," kata dia.

Seandainya gudeg nantinya belum menjadi menu katering resmi bagi jamaah haji dan umrah, menurut dia, pihak Arab Saudi siap memasarkan makanan khas Yogyakarta untuk publik di negara itu secara lebih luas.

"Kalau pun toh belum menjadi makanan resmi untuk haji ataupun umrah, dari Arab sendiri juga siap untuk memasarkan di retail-retail atau hotel mereka," ujar Syam.

Negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Asia Tenggara, serta Afrika memang menjadi sejumlah negara alternatif tujuan ekspor IKM DIY yang saat ini direkomendasikan Disperindag DIY.

Hal itu seiring masih lesunya perekonomian Amerika Serikat dan Uni Eropa sebagai negara tujuan ekspor.
 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024