Canberra (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mengungkapkan bahwa dia dan keluarganya menerima ancaman dari seorang remaja terduga teroris.

Albanese pada Jumat (28/6) mengatakan bahwa dia dan keluarganya termasuk di antara orang-orang yang menerima ancaman dalam sebuah manifesto ekstremis saat Jordan Patten (19) diduga menguraikan niatnya untuk membunuh Anggota Parlemen dari Partai Buruh yang berkuasa.

"Tidak ada tempat bagi ekstremisme di Australia. Dokumentasi yang dibuat itu sangat mengkhawatirkan, termasuk ancaman tidak hanya terhadap anggota parlemen dari Partai Buruh, tetapi juga kepada orang lain, kepada keluarga saya," kata Albanese kepada awak media di Canberra, menurut laporan Xinhua.

Patten ditangkap pada Rabu (26/6) oleh Tim Gabungan Kontra-Terorisme (Joint Counter Terrorism Team/JCTT) di Kota Newcastle yang berjarak 100 kilometer di utara Sydney. Ia diduga menerobos kantor Tim Crakanthorp, anggota parlemen dari Partai Buruh di parlemen Negara Bagian New South Wales, dengan membawa pisau dan peralatan taktis.

Patten didakwa dengan satu tuduhan mempersiapkan atau merencanakan sebuah aksi teroris.

Pihak berwenang mengatakan bahwa pascapenangkapan Patten, mereka mengetahui adanya manifesto yang mengekspresikan pandangan antiimigrasi, antisemitisme, dan Islamofobia, serta daftar keluhan terhadap Partai Buruh dan Albanese.

"Ini adalah alasan lain mengapa keluarga harus dijauhkan dari media. Ini adalah sesuatu yang memprihatinkan. Saya memuji badan keamanan dan polisi atas tindakan cepat yang mereka lakukan," kata Albanese.

Di bawah hukum Australia, siapa pun yang terbukti bersalah mempersiapkan atau merencanakan, sebuah aksi teroris dapat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2024