Seoul (ANTARA) - Profesor sekolah kedokteran dan dokter komunitas pada Sabtu memutuskan untuk mengadakan debat nasional mengenai reformasi medis pemerintah pada Juli mendatang yang tampaknya akan mengakibatkan pemogokan kolektif selama satu hari.

Sebuah kelompok konsultasi dokter yang dikenal sebagai "komite khusus untuk perawatan medis yang jujur," memutuskan untuk mengadakan debat pada tanggal 26 Juli dengan partisipasi dari para dokter dari berbagai disiplin ilmu, termasuk profesor sekolah kedokteran.

Diwakili oleh para profesor kedokteran serta peserta pelatihan dan dokter komunitas, komite tersebut dibentuk awal Juni ini sebagai badan perwakilan untuk bernegosiasi dengan pemerintah mengenai reformasi medis.

Pejabat komite mengatakan perdebatan tersebut pasti akan berujung pada penangguhan layanan medis selama satu hari oleh para peserta yang kemungkinan besar merupakan profesor kedokteran di rumah sakit universitas umum.

Anggota komite juga mengulangi seruan mereka kepada pemerintah untuk membatalkan kenaikan kuota sekolah kedokteran yang menurut mereka keputusan tersebut diambil tanpa pembenaran ilmiah.

Keputusan tersebut diambil di tengah berlanjutnya perselisihan antara pemerintah dan komunitas dokter mengenai keputusan pemerintah untuk meningkatkan kuota penerimaan sekolah kedokteran secara nasional sebanyak 1.500 kursi untuk tahun depan dalam upaya mengatasi kekurangan dokter.

Para profesor kedokteran di tiga rumah sakit besar Universitas Yonsei telah melakukan pemogokan tanpa batas waktu sejak Kamis, menuntut langkah nyata dari pemerintah untuk menyelesaikan krisis layanan kesehatan yang sedang berlangsung.

Sejak akhir bulan Februari, para dokter peserta pelatihan di seluruh negeri juga tidak lagi menjalankan tugas di rumah sakit umum sebagai bentuk protes, sehingga secara signifikan mengurangi kapasitas layanan medis di rumah sakit tersebut.

Sumber : Yonhap

Baca juga: Dokter di Korsel ancam mogok tanpa batas waktu
Baca juga: Dokter Korsel mungkin batal mogok jika pemerintah terima 3 tuntutan


Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024