Kalbar (ANTARA) - Petugas Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat mencatat sebanyak lima orang warga di daerah ini meninggal dunia akibat gigitan hewan penular rabies.
“Dalam kurun Januari hingga Juni 2024 ada lima kasus kematian yang tercatat di tiga kabupaten yaitu Landak tiga kasus, serta Mempawah dan Bengkayang masing-masing satu kasus,” kata Dokter Hewan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat Ahmad Mike saat sosialisasi pencegahan rabies di Sambas, Sabtu.
Ia mengatakan dalam kurun Januari hingga Juni 2024 tercatat sebanyak 3.075 kasus gigitan hewan penular rabies yang didominasi hewan peliharaan anjing.
Sementara pada 202, menurut dia, tingkat gigitan hewan penular rabies cukup tinggi mencapai 6.970 kasus, yang mengakibatkan sebanyak 16 orang meninggal dunia.
“Kesadaran masyarakat untuk vaksin hewan penular rabies masih sangat rendah, ditambah lagi pemahaman dalam menangani kasus gigitan yang masih dianggap sepele,” katanya.
Menurut Mike, sosialisasi pengendalian kasus rabies terus digencarkan dengan memberikan vaksin rabies mencapai 15 ribu dosis yang telah disebar ke 14 kabupaten dan kota.
Selain itu, pihaknya juga gencar menyosialisasikan pencegahan kasus rabies dan penanganan bila terkena gigitan hewan penular rabies.
Kolaborasi dengan berbagai pihak terus dilakukan, termasuk memberikan edukasi kepada puluhan pemuda yang menjadi peserta duta penyu di Festival Pesisir Paloh 2024 yang digelar di Desa Temajuk, Kabupaten Sambas.
“Kami menyasar anak muda untuk memberikan pemahaman tentang bahaya rabies dan kami berharap mereka bisa menginformasikan ke komunitasnya,” katanya.
Baca juga: KLB rabies, Dinkes ingatkan pentingnya VAR bagi korban gigitan anjing
Baca juga: BNPB targetkan NTT terbebas dari rabies pada Desember 2024
Pewarta: Helti Marini S
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024