Samarinda (ANTARA News) - Anggota DPRD Kalimantan Timur Ali Hamdi menyatakan perlunya kawasan konservasi ideal untuk mempertahankan keberadaan mamalia air tawar pesut Mahakam (Orcaella Brevirostris) yang diambang kepunahan.
"Harus diakui bahwa berbagai upaya telah dilakukan oleh lembaga atau peneliti nasional termasuk mengadakan suatu kawasan konservasi bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat," kata Ali Hamdi di Samarinda, Selasa.
Namun, semua itu masih dirasakan kurang maksimal mengingat hingga saat ini belum ada suatu kawasan konservasi yang ideal bagi hewan maskot Kalimantan itu. "Oleh sebab itu tidak heran jika keberadaannya makin lama semakin menuju kepunahan," katanya.
Ia mencontohkan di Desa Tunjungan, Muara Kaman, Kutai Kertanegara, berdasar laporan masyarakat maupun dinas terkait setempat menyatakan tiap tahun intensitas kegiatan pesut semakin berkurang. "Ini merupakan tanda semakin minimnya populasi pesut sekarang ini," kata Ali Hamdi.
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan perlu ada langkah konkret yang serius guna menyelamatkan pesut dari kepunahan. Langkah tersebut tidak hanya dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kelestariannya, melainkan oleh pemangku kebijakan di daerah.
"Berdasarkan penelitian terakhir sebuah lembaga dari Jepang ada kesimpulan bahwa total populasi pesut di Sungai Mahakam tidak lebih dari 90 ekor. Jumlah ini akan terus berkurang tiap tahunnya jika tidak ada langkah konkret dari pemerintah," kata Ali Hamdi.
Sebuah kawasan konservasi yang ideal adalah sungai yang selain tidak tercemar juga minim aktivitas manusia di atasnya. "Mengingat salah satu faktor penyebab berkurangnya jumlah pesut adalah karena terkena mesin perahu masyarakat," katanya.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah peraturan daerah guna memperkuat arah kebijakan-kebijakan yang diambil, selain sharing anggaran pelestarian yang jelas antara provinsi maupun kabupaten dan kota, katanya.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014