Jakarta (ANTARA) -

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus mendorong literasi dan inklusi keuangan syariah, khususnya pada perempuan dan para ibu, sebagai upaya agar mereka tidak masuk dalam risiko kejahatan siber seperti pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol).

Direktur Compliance & Human Capital BSI Tribuana Tunggadewi dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu, menyebut peran ibu sebagai pengatur keuangan dalam rumah tangga perlu mendapatkan pemahaman dan literasi pada produk-produk keuangan secara mendalam.

Dengan demikian, Ia menyebut perseroan terus meningkatkan literasi khususnya tentang investasi yang cocok untuk keluarga.

“Di bank syariah bahkan ada produk sampai kita meninggal pahalanya terus mengalir, namanya wakaf. Wakaf itu pahalanya akan terbawa terus. Jadi kebutuhan finansial, sosial, dan spiritual itu ada di bank syariah. Untuk dana darurat, ibu-ibu bisa pakai produk cicil emas atau beli emas secara langsung. Jadi kalau sedang darurat bisa digadai,” ujar Dewi.

Dewi melanjutkan, perseroan sejak pertama kali berdiri pada 2021 dan saat itu sedang pandemi COVID19, sudah mulai memberikan program pemberdayaan untuk perempuan dan ibu dengan berkolaborasi bersama BSI Maslahat.

Pada saat COVID-19, lanjutnya, perseroan memberikan Program Ibu Tangguh yang sasarannya adalah para ibu yang suaminya meninggal karena Covid.

"Program ini memberikan bantuan modal dan kebutuhan sehari-hari atau pun sekolah. Ada 40 orang penerima manfaat di sekitar Jabodetabek," ujar Dewi.

Selain itu, perseroan memiliki Program Pembiayaan Mawar Emas, yaitu pemberian modal untuk masyarakat di lingkungan masjid agar terbebas dari para rentenir atau tengkulak.

Terdapat 828 perempuan yang menerima manfaat dari program ini di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat. BSI juga menghadirkan program Program Pembiayaan Bank Wakaf Mikro (BWM), yaitu pemberian modal untuk masyarakat di lingkungan pondok pesantren di seluruh Indonesia, dengan penerima manfaat sekitar 13 ribu perempuan.

“BSI punya komitmen untuk mengembangkan UMKM, untuk yang pemberdayaan usaha-usaha yang masih unbankable kita bekerja sama dengan BSI Maslahat, yang mengelola dana-dana zakat yang akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan,” ujar Dewi.

Pada gelaran BSI International Expo 2024 yang baru saja diselenggarakan, Dewi bercerita ada pengusaha perempuan pemilik usaha Capli Sambal Ijo Aceh, yang mendapatkan pembeli dari luar negeri dari hasil business matching yang dilakukan selama acara tersebut berlangsung. Capli mendapatkan pesanan puluhan ton sambal dari para pembeli internasional.

“Jadi perbankan pada prinsipnya melakukan pemdampingan, tidak hanya dia berusaha agar bisnisnya tumbuh tapi juga kita bantu untuk mencari buyernya,” ujar Dewi.

Ia menjelaskan Program Bundaku merupakan program peningkatan literasi keuangan melalui pemberdayaan komunitas ibu dan perempuan sebagai Duta Literasi Keuangan.

Tujuan dari program tersebut adalah meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang produk dan layanan jasa keuangan, mendapatkan kisah sukses tokoh perempuan sebagai inspirasi kehidupan, mencetak Duta Literasi Keuangan dari kalangan ibu dan perempuan yang berbasis komunitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga, dan menghindarkan masyarakat dari penipuan berkedok keuangan.

Baca juga: BSI cetak laba Rp1,71 triliun pada kuartal I-2024
Baca juga: RUPST BSI setujui bagikan dividen Rp855,56 miliar
Baca juga: Bank Muamalat bidik pembiayaan multiguna naik 125 persen di 2024

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024