Salah satu alasan penurunan tersebut terkait dengan keputusan usia menikah dan masalah infertilitas, kata Menteri Wanita, Keluarga, dan Pembangunan Masyarakat Malaysia Nancy Shukri dalam sebuah jawaban parlemen mengenai tren kesuburan di Malaysia pada Kamis (27/6).
"TFR untuk semua kelompok etnis utama di Malaysia menunjukkan tren penurunan. Antara 2010 hingga 2022, TFR untuk etnis Melayu turun dari 2,6 anak menjadi 2,0 anak, Tionghoa (dari 1,5 anak menjadi 0,8 anak), dan India (dari 1,7 anak menjadi 1,1 anak)," katanya.
"TFR untuk kelompok etnis Tionghoa dan India masing-masing berada di bawah replacement level sejak 2003 dan 2005," imbuhnya.
Nancy mengatakan Badan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Nasional di bawah Kementerian tersebut telah menerapkan berbagai inisiatif untuk mengatasi masalah infertilitas.
"Inisiatif ini termasuk menawarkan layanan pengobatan kesuburan yang terjangkau untuk subfertilitas sejak 1979. Semua pasangan menikah berhak mendapatkan pengobatan, dan hingga 2023, tercatat lebih dari 6.000 kehamilan yang berhasil," katanya.
Nancy menambahkan bahwa klinik kesehatan dan kebugaran pria telah didirikan guna mengatasi meningkatnya masalah infertilitas pria. Klinik ini menawarkan tes pemeriksaan kesehatan, konseling masalah seksual, praktik gaya hidup sehat, dan pengobatan untuk meningkatkan fertilitas pria.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024