Keras kepala

Swiss tampil meyakinkan walau memiliki sejumlah kekurangan. Mereka mengalahkan Hungaria 2-1 dalam pertandingan pertama Grup A, tapi kesulitan saat menghadapi Skotlandia sehingga hanya bisa seri 1-1.

Seri dalam skor yang sama mereka dapatkan dari pertandingan melawan tuan rumah Jerman. Inilah sebenarnya penampilan terbaik Swiss sejauh ini dalam Piala Eropa 2024.

Waktu itu Murat Yakin memasang Fabian Rieder di ujung tombak serangan. Jerman mendapat kesulitan saat berusaha membangun serangan dari belakang karena terus diganggu Rieder, sampai jenderal lapangan tengah Toni Kroos tiga kali melanggarnya.

Bagian instrumental lain dalam skuad Swiss adalah duet pertahanan Manuel Akanji dan Fabian Schar.

Bersama pemain-pemain seperti itu, Swiss lolos ke fase gugur dalam enam turnamen utama terakhir (Piala Dunia dan Piala Eropa). Di Eropa, hanya Prancis yang bisa melakukan hal seperti ini.
Penyerang Italia Mattia Zaccagni (kiri) merayakan dengan rekan satu timnya mencetak gol pertama timnya selama pertandingan sepak bola Grup B UEFA Euro 2024 antara Kroasia dan Italia di Stadion Leipzig di Leipzig, Senin (24/6/2024). ANTARA/AFP/Gabriel Bouys/am.

Perjalanan Italia ke babak 16 besar tak lebih meyakinkan dari Swiss. Sang juara bertahan menang susah payah 2-1 dari Albania dalam pertandingan pertama Grup B, dihabisi Spanyol 1-0, dan hampir kalah melawan Kroasia kalau tidak berkat gol Mattia Zaccagni beberapa detik sebelum laga berakhir.

Namun yang menarik dari Azzurri adalah konsisten mereka dalam merangkul sepak bola menyerang, yang sebenarnya bukan filosofi mereka.

Spalletti yang tahun lalu sukses membawa Napoli menjuarai Serie A Italia berada di belakang revolusi ini.

Pelatih keras kepala ini pantang menurunkan standar atau dipaksa pragmatis. Dia tak mau timnya hanya asal menang. Sebaliknya, harus menang dalam segala hal, termasuk penguasaan bola.

Spalletti yang menggantikan Roberto Mancini menjadi pelatih Italia, dipastikan akan kembali menurunkan formasi menyerang dengan pemain-pemain yang menekankan penguasaan bola.

Spalletti mungkin tak berhasil mengulangi sukses Mancini tiga tahun lalu, tapi dia bisa menjadi pelatih yang membuat Italia stabil berkualitas tinggi, tak seperti era Mancini yang turun naik dari juara Eropa tapi setahun kemudian gagal masuk Piala Dunia 2022.

Baca juga: Xhaka usung target tinggi bersama Swiss pada Euro 2024
Baca juga: Spalletti sanjung perjuangan Italia saat curi satu poin dari Kroasia

Selanjutnya: Berubah

Copyright © ANTARA 2024