Kudus (ANTARA News) - Beberapan ruas jalan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa, kembali tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi sehingga mengakibatkan arus lalu lintas kendaraan tersendat.

Berdasarkan pantauan di Jalan Lingkar Selatan, tepatnya di depan Terminal Induk Jati, Kudus, arus lalu lintas dari arah Pati dan Semarang tersendat karena jalan terendam air setinggi 60 sentimeter.

Sehari sebelumnya, sejumlah kendaraan pribadi, terutama mobil roda empat bisa melintasi Jalan Agil Kusumadya Kudus maupun Jalan Lingkar Selatan, karena genangan sempat surut.

Kanit Registrasi dan Identifikasi Satlantas Polres Kudus, Ipda Wasito, mengungkapkan, genangan banjir di Jalan Agil Kusumadya Kudus dan Jalan Lignkar Selatan kembali muncul pada Senin (3/2) sore sehingga kendaraan pribadi yang hendak melintas harus bergantian.

Pasalnya, kata dia, jalur yang bisa dilalui hanya lajur sebelah kanan yang sudah ditinggikan, sedangkan lajur sebelah kiri kembali tergenang banjir.

Arus lalu lintas dari arah Semarang menuju Kudus dan sekitarnya maupun sebaliknya dari arah Kudus menuju Semarang, katanya, diatur secara bergiliran dengan interval waktu 30 menit.

Demikian halnya, kendaraan truk besar maupun bus yang melintas tetap diatur agar tidak terjadi ketersendatan maupun untuk menghindari kendaraan mogok di tengah genangan banjir.

Hingga berita ini diturunkan, genangan banjir di Jalan Lingkar Selatan Kudus dan Jalan Agil Kusumadya Kudus masih terjadi sehingga mengakibatkan adanya antrean kendaraan dari arah Kudus maupun Semarang.

Genangan banjir juga terlihat di Jalan Kudus-Grobogan, tepatnya di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kudus.

Akibat genangan banjir tersebut, banyak pengendara sepeda motor tidak berani melintas, karena khawatir mogok di tengah genangan banjir.

Bus penumpang jurusan Kudus-Grobogan juga tidak berani melintas sehingga penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan ke Kudus harus berjalan kaki melintasi genangan banjir.

Lilis, salah seorang warga Desa Undaan Lor mengaku, setiap ada genangan banjir di Tanjungkarang terpaksa jalan kaki, karena tidak ada bus yang berani melintasi genangan banjir yang panjangnya mencapai 500-an meter.

"Jika ada tumpangan, saya juga memilih untuk menumpang kendaraan bak terbuka," ujarnya.

Ismiyati, warga Desa Tanjungkali, Kecamatan Karanganyar, Demak yang kebetulan harus melintasi jalan tergenang banjir itu, mengakui, setiap terjadi genangan banjir terpaksa berjalan kaki dan mencari tumpangan untuk bisa sampai ke tempat tujuan.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014