Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Koso Nippon merumuskan Kota Ramah Lansia di Ruang Majapahit, Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Jumat.

Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya Irvan Wahyudradjat dalam keterangannya mengatakan jumlah lansia di wilayah ini sebanyak 51.957 jiwa, sehingga perlu diberdayakan.

"Kami berkolaborasi dengan Koso Nippon terkait program dan layanan lansia dalam rangka mewujudkan Kota Ramah Lansia," katanya.

Salah satu penilaian dalam rumusan Kota Ramah Lansia adalah optimalisasi pelayanan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Keluarga untuk lansia.

Baca juga: Dinkes pastikan seluruh lansia di Purbalingga terlayani dengan baik

Irvan menyebutkan konsep pelayanan tidak hanya menyasar pada harapan hidup, namun juga mencari cara agar para lansia bisa tetap produktif.

"Di Jepang selain angka harapan hidupnya tinggi, sekitar usia 90 hingga 100 tahun ke atas. Para lansia di sana juga mandiri dan produktif karena sudah disiapkan sebelum mencapai usia lansia," ujarnya.

Menurut dia, hasil proses tersebut selanjutnya menjadi bahan pertimbangan mengambil kebijakan pada tahun mendatang, karena Kota Ramah Lansia mengadopsi beberapa program dari Jepang untuk diterapkan di Surabaya, seperti menumbuhkan kesadaran masyarakatnya dalam menyiapkan kebutuhan di masa tua ketika masih berusia produktif.

"Kami ingin menerapkan di Surabaya, sehingga masyarakat bisa mempersiapkan masa lansianya agar tetap produktif," ujarnya.

Baca juga: Dokter: Persiapan fisik dan mental penting agar bugar saat lansia

Program Manajer Koso Nippon Taki Ikada mengatakan bahwa penilaian dilakukan dengan melibatkan 30 lansia dari lima kecamatan di Kota Surabaya, yang melakukan penilaian terhadap layanan yang mereka terima selama ini.

"Memang tidak melibatkan tenaga ahli ataupun dosen, tetapi masyarakat sendiri yang menilai. Ini filosofi dari review yang kami lakukan," kata Taki Ikada.

Ia menyebutkan sejauh ini pelayanan bagi lansia di Kota Surabaya telah maksimal, bahkan sudah ada beberapa program yang juga dilaksanakan di Jepang.

"Seperti fasilitas untuk transportasi publik yang ramah lansia, senam, dan pemeriksaan kesehatan, itu sama dengan Jepang. Selebihnya, program-program untuk lansia di Kota Surabaya menyesuaikan kondisi masyarakatnya, karena memang setiap negara berbeda-beda," katanya.

Baca juga: Pemkot Jakpus: Lansia perlu dibantu kembangkan minat dan jejaring

Dia berharap hasil penilaian yang digelar kali ini bisa dijadikan acuan Pemkot Surabaya untuk merumuskan kebijakan pada tahun depan. Dengan demikian, program atau layanan ke depan akan berjalan lebih efektif dan efisien.

"Hasil dari voting dan penilaian dimanfaatkan untuk merumuskan kebijakan pada tahun berikutnya, tetapi tetap saja itu terserah Pemkot Surabaya bagaimana melakukannya," kata dia.

Pewarta: Willi Irawan/Ananto Pradana
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024