Peringkat yang diperoleh InJourney tersebut merefleksikan kinerja dan performa perusahaan yang solid sepanjang tahun 2023
Jakarta (ANTARA) - Holding BUMN Sektor Aviasi dan Pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney berhasil meraih peringkat akhir (Final Rating) idAAA/Stable Outlook yang merupakan peringkat tertinggi dari penilaian tingkat kesehatan yang dilakukan oleh perusahaan pemeringkat nasional PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Peringkat yang diberikan Pefindo berdasarkan data dan informasi perusahaan serta laporan keuangan audit per 31 Desember 2023 ini, merupakan peringkat akhir idAAA yang merefleksikan posisi kemampuan InJourney dalam memenuhi komitmen keuangan jangka panjang terhadap obligor Indonesia lainnya.

“Peringkat yang diperoleh InJourney tersebut merefleksikan kinerja dan performa perusahaan yang solid sepanjang tahun 2023. Sejalan dengan terus bangkitnya sektor pariwisata dan juga industri aviasi Indonesia, kami berharap InJourney terus membukukan kinerja yang baik sehingga peringkat ini dapat terus dipertahankan,” jelas Direktur Utama InJourney Dony Oskaria di Jakarta, Jumat.

Mengacu kepada kategori penilaian tingkat kesehatan yang telah ditetapkan oleh Kementerian BUMN, atas penilaian tingkat kesehatan idAAA/Stable Outlook InJourney termasuk dalam klasifikasi “Sangat Sehat”.

Pefindo menyatakan bahwa, peringkat idAAA dengan outlook stabil merefleksikan dukungan yang sangat kuat dari pemerintah Indonesia, kualitas kredit yang kuat dari anak usaha di sektor aviasi, serta kuatnya segmen pariwisata di Indonesia khususnya pada produk dan aset yang berada di bawah kelolaan InJourney.

Kinerja itu diraih seiring dengan upaya InJourney Group untuk bersinergi dalam menjalankan kegiatan bisnisnya serta didukung dengan semakin pulihnya industri pariwisata dan aviasi di Indonesia.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko InJourney Yudi Rizkyardie Darun menambahkan, pihaknya telah menyusun sejumlah inisiatif strategi kepada anak perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja bisnis dan kinerja keuangan grup, khususnya peningkatan kunjungan wisatawan pelayanan pariwisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang optimal dengan tetap menjaga prinsip efektif dan efisiensi.

Adapun pada tahun 2023, InJourney berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun, yang berarti melonjak hingga 211 persen, dibandingkan tahun 2022 yang mengalami rugi Rp993 miliar, serta mencetak EBITDA Rp8,8 triliun, meningkat hingga 72 persen jika dibandingkan 2023 yang sebesar Rp5,1 triliun.

Selain itu, InJourney juga membukukan pendapatan usaha sebesar Rp23,347 triliun, atau meningkat hingga 47 persen dibandingkan pendapatan usaha di tahun 2022 yang mencapai Rp15,855 triliun.

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024