Semarang (ANTARA) - Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) menyebutkan bahwa tren investasi asing, khususnya ke Jawa Tengah masih cukup besar dibuktikan dengan kehadiran investor baru ke kawasan industri tersebut.

"'Tenant' baru di KIW tahun ini ada. Secara jumlah enggak banyak, tapi nilai investasi yang mereka keluarkan besar," kata Direktur Utama KIW Ahmad Fauzie Nur, di Semarang, Jumat.

Biasanya, kata dia, setiap investor hanya menyewa lahan untuk industri seluas 1-3 hektare, tetapi sekarang ini satu industri bisa meminta seluas lebih dari 8 ha.

"Karena dulu trennya mungkin cuma 1 ha, 2 ha, 3 ha untuk satu 'tenan'. Tapi, sekarang satu tenan bisa 8,4 ha, 9 ha. Malah ada yang sampai 30 ha," katanya.

Ia mengatakan KIW berupaya mengimbangi permintaan investasi baru tersebut dengan penyiapan lahan dan infrastruktur pendukung.

"Kami coba imbangi dengan penyiapan lahan dan infrastruktur. Karena 'tenant' kan enggak cuma butuh lahan saja, tapi juga infrastruktur, listrik, air, dan pengolahan limbah," katanya.

Untuk investor baru yang masuk ke KIW pada tahun ini, kata dia, berasal dari sejumlah negara, seperti China dan Srilanka.

Ia menyebutkan saat ini ada 127 investor yang beroperasi di KIW, didominasi industri padat karya dan manufaktur, seperti furniture, garmen, tekstil, dan logistik.

Sisanya beragam, kata dia, seperti industri jala ikan, industri makanan dan minuman, serta sebagian berupa "warehouse" atau gudang penyimpanan.

Dari 127 investor, kata dia, 60 persen berasal dari domestik atau penanam modal dalam negeri (PMDN) dan 40 persen PMA (penanaman modal asing).

Diakuinya, tren lima tahun belakangan untuk porsi PMA memang meningkat seiring dengan semakin membaiknya konektivitas di Jateng, misalnya dengan adanya Tol Trans Jawa.

Menurut dia, upah minimum regional (UMR) di Jateng yang lebih kompetitif dibanding daerah lain juga turut mendukung masuknya investasi.

"Saya lihat begini, pertimbangan investor memilih lokasi itu berdasarkan dua (faktor, red.), yakni mendekati pasar dan mendekati 'raw material' (bahan baku). Nah, Jateng punya keduanya," katanya.

Untuk investor asing, Fauzie menyebutkan memang China yang cukup banyak sejak tiga tahun terakhir sebagai dampak dari perang dagang yang membuat perusahaan multinasional mencari "proxy" baru untuk berproduksi.

"Kami coba tangkap peluang itu di Jateng. Kami optimistis ke depan investasi Jateng semakin meningkat," katanya.

Baca juga: PT KIW manfaatkan podcast buat gaet calon investor
Baca juga: KIW Semarang optimalkan lahan tambah investor baru pada 2023
Baca juga: Pemkot gelar Semarang Business Forum 2023 di Jakarta

 

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024