Jakarta (ANTARA) - Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi DKI Jakarta menyatakan kondisi ekonomi dan fiskal DKi Jakarta tumbuh stabil dan tangguh hingga Juni 2024, atau tepat di usia Jakarta pada 497 tahun.

“Di bulan ulang tahun Jakarta ke-497 ini, secara umum kondisi ekonomi dan fiskal Jakarta dalam kondisi yang 'resiliensi' bagus dan stabil dengan inflasi yang melandai di angka 0,79 persen (year to date),” kata Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan DKI Jakarta Mei Ling dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Menurut Mei Ling, kondisi yang stabil ini disebabkan salah satunya karena komoditi beras mengalami deflasi 4,05 persen.

Angka tersebut tercatat sebagai deflasi terdalam di empat tahun terakhir, seiring panen raya di wilayah sentra produksi beras.

Adapun berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mengumumkan turunnya harga beras memicu deflasi pada Mei 2024 sebesar 0,10 persen secara bulanan (month to month) dibandingkan April 2024 yang mengalami inflasi sebesar 0,26 persen. Sementara inflasi tahun ke tahun terhadap Mei 2023 sebesar 2,08 persen.

Kondisi yang tangguh juga ditunjukkan dari penerimaan pajak Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Pusat yang hingga Mei 2024 mencapai Rp39,09 triliun, tumbuh 10,63 persen dibandingkan penerimaan pajak di periode yang sama tahun sebelumnya.

Capaian tersebut sebesar 38,17 persen dari target penerimaan pajak Jakarta Pusat yang tahun ini ditetapkan sebesar Rp102,41 triliun.

Kondisi tersebut mengindikasikan aktivitas ekonomi ritel dan operasional administrasi pemerintahan berjalan sesuai jalur dengan mayoritas sektor usaha non-komoditas bertumbuh positif.

Baca juga: Kemendagri yakini kawasan aglomerasi DKJ tingkatkan kontribusi ekonomi
Baca juga: Stabilitas ekonomi dan kualitas hidup jadi fokus Pemprov DKI
Baca juga: Jakarta masih sangat prospektif jadi tujuan investasi


Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024