Jakarta (ANTARA) - Hasil studi Kantar Indonesia Divisi Worldpanel, perusahaan riset konsumen dan analisis data, menunjukkan bahwa belanja rumah tangga masyarakat Indonesia per kuartal I 2024 tumbuh 9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

"Besarnya perbelanjaan ini masih dipengaruhi oleh kenaikan harga dan juga masyarakat yang lebih percaya diri untuk berbelanja lebih banyak setelah arus inflasi di tahun-tahun sebelumnya," kata Managing Director Kantar Indonesia Worldpanel Division, Venu Madhav dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat.

Venu Madhav menyatakan kondisi ekonomi makro di Indonesia di awal tahun 2024 menunjukkan resiliensi dengan pertumbuhan PDB yang positif, sekitar 5 persen.

Kondisi tersebut mendorong pertumbuhan belanja masyarakat Indonesia yang naik hampir dua kali lipat dari pertumbuhan PDB.

Kebiasaan berbelanja yang baru ini, menurut Venu, mempengaruhi konsumen dalam hal memilih brand yang dibeli. Kondisi ini tentunya memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku industri fast moving consumer good (FMCG) untuk dapat tetap dipilih konsumen, kata Venu Madhav.

Lebih lanjut Venu Madhav menyampaikan bahwa Kantar Indonesia Divisi Worldpanel baru saja merilis laporan terbaru Brand Footprint Indonesia 2024. Brand Footprint adalah studi tahunan yang dilakukan oleh Kantar untuk mengukur merek yang paling dipilih oleh konsumen.

Laporan ini mencakup lebih dari 550 merek di lima sektor FMCG, yaitu makanan, minuman, produk susu, perawatan rumah, dan perawatan tubuh.

Studi Brand Footprint Indonesia pada 2024 mencakup 97 persen rumah tangga di berbagai kota besar dan kecil di seluruh wilayah urban dan rural Indonesia, dari keseluruhan populasi rumah tangga sebanyak 70 juta.

Beberapa fakta menarik dari studi Brand Footprint tahun ini yakni produk FMCG masih menjadi prioritas dalam perbelanjaan masyarakat Indonesia dari semua kalangan ekonomi dan demografi. Hal ini merupakan peluang bagi para pelaku industri FMCG untuk menjadi bagian dari prioritas masyarakat ketika berbelanja.

Berikutnya adalah sepuluh brand yang menempati peringkat teratas di studi Brand Footprint, setidaknya dibeli oleh 60 persen masyarakat Indonesia atau setara dengan 42 juta rumah tangga.

"Selain dibeli oleh 60 persen masyarakat, kesamaan lainnya adalah 10 brand peringkat teratas dibeli sebanyak 14 kali atau lebih dalam satu tahun," ujar Venu Madhav.

Corina Fajriyani, Senior Marketing Manager Kantar Indonesia Worldpanel Division, menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam studi tahunan Brand Footprint, Kantar menggunakan metode yang disebut Consumer Reach Point (CRP) untuk mengukur sejauh mana suatu merek dapat menjangkau konsumen.

CRP adalah matriks yang menggabungkan tingkat penetrasi, yaitu jumlah rumah tangga yang membeli merek tersebut, dengan frekuensi pembelian oleh konsumen.

"Dengan kata lain, nilai CRP memberikan gambaran tentang seberapa kuat hubungan antara merek tersebut dengan konsumennya," kata Corina.

Di edisi tahun ini, Indomie tetap mempertahankan posisi teratas dari the Most Chosen FMCG Brand di Indonesia. Posisi berikutnya di peringkat 2 hingga 8 juga diduduki brand yang sama seperti tahun sebelumnya, yaitu SoKlin, Mie Sedaap, Royco, Roma, Kapal Api, Indofood, dan Nabati.

"Menariknya, 7 dari 10 peringkat teratas merupakan brand makanan. Satu-satunya produk minuman di kalangan 10 peringkat teratas adalah produk kopi, di mana sebanyak 65 persen rumah tangga Indonesia mengonsumsi kopi setidaknya 20 kali dalam setahun. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia lebih memilih kopi dibandingkan produk minuman lainnya seperti teh atau sirup," kata Corina menjelaskan.

Baca juga: Ekonom: Belanja masyarakat bertambah Rp294,5 triliun pada Pemilu 2024
Baca juga: BPS: Belanja masyarakat menengah atas dorong konsumsi rumah tangga
Baca juga: Hyperlocal Tokopedia dorong peningkatan belanja produk rumah tangga

 

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024