Dia adalah Ibu Musirah, seorang disabilitas dengan sejuta inspirasi yang juga merupakan atlet paralimpik catur. Sejak tahun 2000, Ibu Musirah menjalani profesi sebagai penjual daging. Setiap pagi, ia mengantarkan daging ke warung sate dan pasar dengan menggunakan sepeda motor roda tiga. Setibanya di rumah, Ibu Musirah membersihkan kepala dan kaki kambing.
Perjalanan hidup Ibu Musirah tidak selalu mudah, usai suaminya meninggal pada 2017. Bahkan, ia sempat kesulitan memulai bisnis kembali dan membutuhkan modal pada pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu. Namun, keberuntungan berpihak padanya ketika bertemu dengan Renita, SAO Mekaar unit Sewon. Dengan bantuan PNM, Ibu Musirah mendapatkan modal tambahan dan biaya untuk memperbaiki motornya.
Tidak hanya memberikan modal, PNM juga memberikan pelatihan usaha kepada Ibu Musirah agar usahanya dapat berkembang. Ia juga merasa bersyukur telah dibantu untuk menerbitkan surat izin usaha.
“Usaha saya terbantu karena di PNM tidak perlu agunan untuk mendapatkan pinjaman, mudah dan cepat,” ungkap Ibu Musirah.
Ibu Musirah merupakan contoh nyata bahwa keterbatasan tidak seharusnya membuat kita membatasi diri.
"Lahir dengan disabilitas memang bukan keinginan siapapun, tapi kalau menyerah dengan keadaan, tidak akan ada perubahan," pungkasnya.
Di tengah keterbatasan, Ibu Musirah mampu menghapus stigma sebagai kelompok yang memerlukan bantuan khusus. Beliau membuktikan diri sebagai perempuan berdaya yang mampu menginspirasi banyak orang dengan aktif sebagai atlet paralimpik.
PNM merasa bangga bisa mendukung dan menyaksikan perjalanan Ibu Musirah. Semangatnya adalah inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang, berusaha, dan tidak pernah menyerah.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024