INTA fokus tingkatkan pertumbuhan bisnis demi capai target di 2024

Setiap proses bisnis perseroan dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek tata kelola, dan dengan demikian dapat menambah nilai kompetitifnya di Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk (INTA) Petrus Halim menyampaikan perseroan akan berfokus dalam meningkatkan sinergi, pertumbuhan bisnis, implementasi tata kelola perusahaan, serta penguatan kesiapan organisasi untuk mencapai target kinerja keuangan dan operasional pada 2024 dan mendatang.

“Setiap proses bisnis perseroan dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek tata kelola, dan dengan demikian dapat menambah nilai kompetitifnya di Indonesia,” ujar Petrus dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Petrus melanjutkan bahwa pada tahun ini harga semen cenderung rendah yang akan membuat perusahaan semen cenderung fokus dengan efisiensi dan efektifitas biaya produksi.

Menurut dia, hal ini bisa menjadi peluang bagi pabrikan dan distributor alat berat untuk dapat memberikan solusi ini.

“LiuGong dengan produk unggulan Electric Vehicle (EV) product. Dengan di luncurkan big Wheel Loader (WL) oleh LiuGong, memberikan peluang bagi perseroan masuk ke segmen alat produksi utama sektor industri semen ini,” ujar Petrus.

Dari aspek ketenagakerjaan, Petrus menyebut perseroan menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan karyawan, terlihat dari tidak adanya gejolak hubungan industrial dengan karyawan sepanjang tahun 2023.

“Perseroan berupaya untuk memenuhi hak-hak normatif pekerja sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Petrus.

Pada 2023, perseroan membukukan pendapatan senilai Rp1,08 triliun, atau meningkat 63,58 persen year on year (yoy) dibandingkan senilai Rp661,31 miliar pada tahun sebelumnya.

Peningkatan pendapatan menopang laba (rugi) perseroan dengan mencatatkan penurunan rugi komperhensif tahun berjalan menjadi senilai Rp64,36 miliar, dibandingkan tahun 2022 yang senilai Rp177,53 miliar.

Kemudian, jumlah aset perseroan tercatat meningkat 13,18 persen (yoy) menjadi senilai Rp2,47 triliun dibandingkan senilai Rp2,19 triliun pada 2022.