Sejak semalam rel kereta api sudah tenggelam dan hingga pagi ini air belum juga surut...Sidoarjo (ANTARA News) - Rel kereta api yang melintas di Porong, Sidoarjo tenggelam sedalam 20 sentimeter akibat meluapnya air di Kali Tengah sehingga membuat sejumlah perjalanan kereta api terganggu.
Petugas Pengawas Jalan PT Kereta Api M Irfan, di Sidoarjo, Selasa, mengatakan, meluapnya air tersebut membuat rel yang berbatasan langsung dengan tanggul Lumpur Lapindo ini tenggelam.
"Sejak semalam rel kereta api sudah tenggelam dan hingga pagi ini air belum juga surut dan membuat sejumlah jadwal keberangkatan kereta api menjadi terganggu," katanya.
Ia mengemukakan, sejumlah jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api yang terganggu akibat banjir ini adalah Kereta Api Penataran jurusan Surabaya-Blitar dan juga Kereta Api Mutiara Timur jurusan Surabaya - Banyuwangi.
"Untuk mengantisipasi keterlambatan sejumlah jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api, pihaknya terpaksa harus menggunakan lokomotif pengganti," katanya.
Ia mengatakan, untuk kondisi banjir lokomotif yang digunakan adalah jenis yang tinggi supaya mesin tidak tergenang banjir.
"Lokomotif jenis BB tersebut disiagakan untuk menanggulangi banjir yang kerap kali terjadi di kawasan ini supaya perjalanan kereta api tidak terjadi keterlambatan yang terlalu lama," katanya.
Manurut Irfan, selain menggunakan lokomotif jenis tinggi, pihaknya juga menggunakan tiga unit pompa yang digunakan untuk menguras banjir di lokasi tersebut. "Pompa-pompa tersebut diharapkan mampu menanggulangi tingginya debit air yang terjadi di lokasi itu," katanya.
Ia mengatakan, batas toleransi ketinggian air supaya kereta api bisa melintasi rel adalah setinggi 10-15 sentimeter. "Namun demikian, setiap kereta api yang melintas tetap harus berjalan dengan pelan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Selain kereta api, banjir juga menenggelamkan sejumlah ruas jalan yang ada di Jalan Raya Porong, sehingga membuat sejumlah kendaraan harus memperlambat lajunya.
Pewarta: Oleh Slamet Hidayat
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014