Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, mengakhiri sesi perdagangan di 96,43 dolar AS per barel, turun 1,06 dolar AS dari penutupan Jumat (31/1), lapor AFP.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret, merosot 36 sen menjadi menetap di 106,04 dolar AS per barel di perdagangan London.
Kontrak WTI turun tajam dalam perdagangan pagi, seiring dengan melemahnya pasar ekuitas AS, setelah Institute for Supply Management (ISM) melaporkan perlambatan tiba-tiba yang mengejutkan dalam aktivitas manufaktur AS pada Januari.
Indeks pembelian manajer (PMI) ISM merosot menjadi 51,3 dari 56,5 pada Desember, karena komponen pesanan baru hampir terhenti.
"Alasan pertama adalah menyalahkan cuaca yang sangat dingin dan mungkin ada sesuatu untuk itu. Cuaca dingin yang tak sesuai musimnya menyelinap sepanjang jalan sampai ke selatan. Tetapi cuaca yang jarang itu telah dikatakan berdampak pada manufaktur," kata Robert Brusca, kepala ekonom di FAO Economics.
Laporan ISM menambah tekanan kepada pasar setelah China pada Sabtu (1/2) melaporkan bahwa aktivitas manufakturnya merosot ke tingkat terendah lima bulan pada Januari, menunjukkan penurunan aktivitas pabrik di konsumen energi terbesar dunia itu.
PMI manufaktur China turun menjadi 50,5, sedikit di atas 50 tingkat antara ekspansi dan kontraksi, dari 51,0 pada Desember.
Pasar minyak jatuh pada Senin karena "melemahnya laporan manufaktur, di bawah ekspektasi paling liar siapa pun di Amerika Serikat, dan karena data swasta maupun pemerintah China dalam beberapa hari terakhir," kata Bob Yawger dari Mizuho Securities.
Data baru menyiratkan bahwa permintaan global tidak akan sekuat yang diperkirakan sebelumnya, kata dia, mencatat bahwa bagian besar dari permintaan energi berasal dari sektor manufaktur.
Desmond Chua, analis di pedagang CMC Markets, mengatakan investor akan terus mencermati data penciptaan lapangan kerja dan data pengangguran AS untuk Januari yang akan keluar pada Jumat (7/2).
"Investor akan fokus pada data pekerjaan untuk melihat apakah angka Desember yang mengecewakan adalah salah satu yang Federal Reserve AS katakan akan menghentikan pengurangan stimulus, atau apakah itu awal dari sesuatu yang lebih besar," katanya.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014